Tangis Menjadi Senyum Manis


SEMPURNA

Kembali kutulis tentang kita, 
yang dulu baitnya di penuhi cinta.

Aku dan kamu, 
kita. 
Saling meninggalkan dan lupa. 
Mengakhiri setiap kata dan menghapus jejak yang pernah ada.

Seandainya aku tahu akan begini, 
rasa itu tak kan kubiarkan bersemi. 
Bahkan hanya sekadar singgah di tepi.

Seperti daun yang pada akhirnya gugur, 
selangkah demi selangkah kenagan kita terkubur.

Aku berdiri kokoh menunggu robah, 
sementara kamu berlari mencari pengganti.

Barangkali aku adalah sepi dan kamu mentari pagi. 
Atau aku adalah bintang yang hilang dan kamu ilalang yang tumbuh menjulang.

Caramu membuatku jatuh cinta, 
sempurna.

Tangis menjadi senyum manis dan luka menjelma bahagia. 
Sampai akhirnya dalam hitungan detik, 
hatiku kamu buat tercabik.

Setia seperti tak memiliki harga, 
sementara tawa kamu bawa semua dan yang tersisa hanya air mata.
Aku harus apa? 
Harus bagaimana?

Beruntung ada Tuhan bersamaku, 
jika tidak kesedihan ini tak akan pernah berlalu.

Biar yang harusnya terjadi, 
terjadilah. 
Aku cukup berjalan hingga sampai di tujuan, 
menemukan kembali arti kebahagiaan.

Kuharap kamu baik-baik saja dan selalu baik-baik saja, 
persis yang kupinta.
_
***

Bivisa
satukara.blogspot.com

0 Response to "Tangis Menjadi Senyum Manis"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel