Puisi Mawar


Orang-orang optimis melihat bunga mawar, bukan durinya. Orang-orang pesimis terpaku pada duri dan melupakan mawarnya.
- Khalil Gibran
---
Rona setangkai mawar
Berduri tajam pantang digenggam
Ibarat gadis yang baru mekar
Menjaga diri kehormatan terpendam

Jika hendak kau memetik
Hati-hati dengan durinya
Jika engkau hanya mengusik
Jangan marah bila terluka

Mekar indah merah merona
Harum semerbak menggugah gairah
Setiap mata akan terpana
Tapi engkau pantang gegabah
- Rifki
---
Sejenak aku menatap
Mawar-mawar yang sedang mekar
Dibisiki janji oleh lebah-lebah itu
Lalu pergi meninggalkan rindu

Seperti hal nya kita
Yang terpisah ketika kita sama menyimpan janji
Bahagia dia atas angan-angan yang tak mungkin nyata
Pada akhirnya kita terpisah sepi

Perkara fisik barangkali aku kalah
Hingga kau pergi dengan yang lebih
Apalagi perkara harta
Aku lebih kalah dan tak punya apa-apa

Tak jarang aku merenung
Untuk apa cinta jika rupiah menjadi ukuran?
Rendah sekali cintamu jika kasihku kau ukur dengan rupiah
Ketulusanku kau abaikan karena aku miskin

Untuk apa hati jika rupaku masih kau banding-bandingkan?
Sementara disini tulusku hanya untukmu
Setiaku seumur hayat
Sudahlah, bahagia saja engkau dengan pilihanmu.

Ambon, 14 Agustus 2020.
- Nai
---
Inspirasi dari ekspetasi

Bait demi bait kurangkai.
Bagai mawar, di rangkai setangkai demi setangkai.

Inspirasi kucari sambil ber ekspetasi.
Apakah karya harus tentang inspirasi?,
Atau karya seperti cinta atau mencintai?.

Memang sulit bila mencari inspirasi sambil ber ekspetasi.
Seperti menikmati puisi tanpa tersuguh segelas kopi.

Namun, aku suka posisi semacam ini.
serasa menantang untuk menciptakan karya.

Kau tahu, selain aku suka posisi semacam ini, aku juga suka kamu. Uwuw.

Sultra, 04/05/2020
- Kang Uwuw
---
Kamu itu ibarat mawar hitam
Harummu membawa kepedihan
Datang memberi harapan
Pergi meninggalkan penyesalan
Andai aku tau kalau itu yang ku dapatkan
Lebih baik aku mundur perlahan
Karena mendapatkan, tak semudah memperjuangkan
Kamu sendiri tau kan
Kalau berjuang sendirian itu menyakitkan.
Apalagi kalau sebagai pelampiasan..
Uhhhhh damagenya terasa ke jantung.

Rembang, 7 Agustus
- AniKul LaBib
---
- Mawar Putih Dan Seorang Bidadari -

Setangkai mawar putih tumbuh pada sebuah pekarangan usang, tak berpenghuni.
Ia diciptakan Tuhan secara rahasia.
Untuk apa dan untuk siapa?
Tak ada yang tahu.

Sampai tiba saat seseorang datang seperti turun dari langit.
Wajahnya manis, sayapnya halus, dengan bulu paling lembut yang menyentuh kelopaknya.
Malaikat-kah? Bidadari?
Atau, hanya pengelana dari negeri nun jauh disana?

Mawar putih merekah seperti sedang menyambut kedatangannya.
Angin bertiup mesra dari kibas kedua sayapnya.
Mawar putih bergoyang mengikuti hembus angin.
Mengikuti denting waktu yang sedang membawa nafasnya.

Pada hari yang tak menyenangkan, tangkainya dipatah-patah.
Nafasnya ditarik sampai ke akarnya,
Kelopak merekah itu gugur helai demi helai;
Mawar putih diambang kehilangan nyawa.

Dia bukan malaikat! Dia juga bukan bidadari.
Dia hanya iblis bersayap cantik namun berlidah tajam.
Dia pandai mematahkan apapun yang sedang berbunga.
Kata-katanya tak lebih baik dari sebuah kutukan.

Mawar putih kehabisan darah.
Disisa usia, ia menabahkan diri.
Angin berhembus, disela pesta kematian.
Bidadari jahat terbang, pergi.

Juni, hari ke-tiga belas, 2020
- Devan Rafandra Gibran
---
[Pergimu]

Pergimu sebabkan dedaunan berguguran
Dan hilangmu membuat mawar enggan bermekaran

Pucuk dan kuncup layu
Dahan dan ranting melesu

Jejak yang hilang tersapu hujan
Kisah yang hilang tertiup angin
Dan kita, yang terlupakan
- Cold
---
Mawar merah jilbab biru

Ditengah pergolakan batin antara menang atau kalah para perebut sikulit bundar, kutemukan setangkai mawar yang nyaris layu.
Namun, warna dan harumnya masih menghiasi tepi stadion sore ini.

Bola mata yang memandang tajam layaknya duri, mengisyaratkan sebuah tanda, pribadi yang kuat meski rantingnya hampir tak mampu bertahan..


Bagiku, pertandingan ini dimenangkan oleh si mawar merah jilbab biru, dengan skor telak tak terbalas..
- Lucille
---
Tuan
Jika hatimu adalah mawar merah
Cukup beri aku sekuntum saja. Tak usah kau memberiku dengan akarnya. Tak usah kau memberiku dengan durinya.
Tuan
Jika mawar merah arti setia
Cukup beri aku sedikit saja. Tidak usah sebanyak bunga yang mekar di taman. Tidak usah sebanyak rumput yang tumbuh di halaman.
Karena aku tau
Seutuhnya hatimu adalah milik-Nya. Seutuhnya setiamu hanyalah kepada-Nya. Dan jika kau tak ingin memberiku sekuntum mawar itu, bolehkah aku meminta agar kau mengajakku taat kepada Pemilik Hatimu itu?

ninaherlll_
6 April 2020
- Nina Herlina
---
-Pengemis Tua Bolehkah aku memberimu setangkai bunga mawar bukan kepingan Uang ?-

Kuberjalan menyusuri lorong-lorong jalan kota
Kulihat pakaiannya compang-camping

Pengemis Tua
Mampu meyembunyikan duka
Saatnya raganya tak kuat bekerja
Hanya mampu menyodorkan tangan
Raut wajahnya sungguh memiluhkan
Keriput wajah penuh duka
Tetapi ia masih bisa tersenyum ria
Menyembunyikan luka

Tak peduli apa kata orang
Intinya bisa makan
Sebab tak kuat menahan rasa lapar
Apa daya hanya bisa terkapar

Pengemis tua
Bolehkah jika aku tak usah memberimu kepingan uang ?
Bolehkah aku memberi engkau setangkai bunga mawar ?
Mawar sebagai tanda Cintaku padamu
Mawar tanda aku menghargaimu
Sebab kau juga adalah ciptaan Tuhanku

Ruteng, 30 Mei 2020
- Afrianna
---
Filosofi Mawar
Setangkai mawar mengajarkan arti kasih sayang dan cinta dari mahkota merah yang menghiasi.
Aroma harum yang terpancar melambangkan ketulusan dan kelembutan hati
Serta duri yang melekat di setiap tangkai mengajarkan kita menjadi pribadi yang bertabur keberanian dan mampu membentengi diri dalam setiap kondisi.
Mawar bukan hanya tentang keindahan
Namun juga tersimpan pelajaran hidup yang berarti.

Senja, 22 juni 2020
- Lentera Zahrani
---
OMBAK
(kepada Mawar)

Di belakang punggungku ombak bergolak, runcing merajam bibir pantai
seketika menyulap suhu, mengusir cerah
lalu hawa dingin mengintip ke dalam celanaku

Ombak tenang yang dulu kita rindukan bersama, tak pernah lahir lagi
telah lama kehabisan nafasnya
wajahnya kian membiru penuh kemurkaan

Aku membenci ombak bergolak
sebab ia menahanmu pergi padaku
setelah seharian berkembara di muka bumi

Kini ombak telah reda
namun kau tetap memutuskan untuk tidak datang kembali
- Mahesa Jenar
---
MAWAR DI PENGHUJUNG SENJA

Kebersamaan kita memang sesaat.
Kenangan yang kita punya pun sedikit.
Hanya berupa sedikit obrolan yang mengasikkan.
Lain saat orang diluar sana yang berisi percakapan perhatian.

Tak baik mengibaratkan diri dengan orang lain! ,
Begitulah sedikit peringatan yang pernah kau lontarkan.
Mengingatmu aku jadi teringat sebatang Mawar yang pernah kau berikan.
Pada waktu senja perlahan menghilang kau menyatakan perasaan.

Setiap dipenghujung senja hatiku bertanya
Kapan kamu akan kembali?
Seperti janji yang kau ikrari

Mawar itu sudah layu.
Lain dengan senja yang tak pernah berubah.
Kuharap kau tak bermain dengan mawar lain.
Jangan!

Aku akan terus menantimu
disini, bersama senja yang mulai redup.
- Humm Oke

0 Response to "Puisi Mawar"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel