Sajak Senja | Dari dan Untuk Seorang Introvert


Aku lebih suka untuk menuliskan
Daripada harus menyuarakan lewat lisan
Karena bisa lebih berhati-hati
Untuk ungkapkan apa yang ada di hati
---
Sajak Senja adalah suatu komunitas literasi yang didirikan oleh Khairul Fikri. Seiring waktu, Sajak Senja mulai besar. Hingga saat ini membernya telah mencapai lebih dari 300.000 orang. Berikut beberapa media sosial Sajak Senja: Klik tautan di bawah ini!
Silakan klik dan ikuti media sosial di atas, jangan lupa subscribe channelnya.
Selanjutnya, kami suguhkan beberapa karya dari member Sajak Senja tentang Introvert:
---
CATATAN TENTANG SEORANG INTROVERT
"Menurut pemikiran saya"

Seorang introvert itu biasanya terlihat pendiam suka menyendiri.
Lebih suka menikmati kesendirian dari pada keramain.
Kalaupun ia terjebak dalam situasi itu biasax dia akan terlihat pendiam.
Beliau juga adalah pengamat yang baik.
Dia bahkan suka mengamati dan mendalami hal-hal di lingkungan sekitar.
Biasanya introvert itu pandai menebak karakter orang baik Hanya dari penampilan atau sikap seseorang.
Bahkan dia lebih dekat dengan susana alam.

Seorang introvert juga pendengar yang baik. Dia akan mendengarkan dengan serius, dan hanya akan memberikan respon jika seseorang itu memintanya.
Beliau juga bukan orang yang nyaman ngobrol lewat via suara,
Bahkan dia tidak akan dengan mudah menerima panggilan,
beliau akan mencari banyak alasan ketika seseorang meminta teleponan dengannya.
Kalaupun beliau sempat ngobrol pastinya beliau diam dan mendengarkan apa yang bicarakan dan mengambil salah satu kalimat intih untuk menyambung suasana ngobrol,
Dia akan berwatak keras dan tegas demi mempertahankan kalimat itu.

Seorang introvert biasanya suka menulis.
Ia cenderung lebih suka berkomunikasi lewat tulisan daripada lisan.
Beliau bisa mengekspresikan diri melalui tulisan.
Bahkan mereka lebih terlihat aktif di tulisan. Padahal nyatanya, ia adalah orang yang tidak suka berbicara.
Bahkan sangat jarang untu berbicara.
Dan Yang unik dari seorang introvert itu,
lebih sering berbicara pada diri sendiri, cenderung lebih ke arah mengekspresikan perasaan tanpa merasa dihakimi, bahkan kerjaannya hanya menciptakan kata-kata Pada semesta.
Aneh memang aneh,
tapi begitulah seorang introvert.

Maaf low ada yang salah dengan pemikiran saya tolong diperbaiki
Karena membagi ilmu lebih penting dari pada membagi harta

Maumere, 25 Juli 2020
- Yovi Plewo

---o0o---

INTROVERT

Tentang aku yang lebih nyaman sendiri.
Bahkan selalu nyaman bila sendiri.
Yang tak menyukai keramaian.
Yang sesungguhnya akupun memberi kenyataan kenapa aku seperti ini.

Aku ini kaku,
Aku tak pandai menciptakan topik.
Mulutku seperti terbungkam,
Yang tak akan membuatku bicara sebelum ditanya.

Aku ada, namun selalu terabaikan karna diamku.
Membuat mereka tak sadar akan hadirku.
Sunyi adalah temanku, sepi sudah tak asing buatku namun itulah duniaku.
Bukannya aku tidak nyaman, tapi lingkunganku yang tak bisa menerimaku.

Aku mohon mengertilah.
Aku dan mereka, yang sepertiku juga butuh pendengar terbaik yang paham bagaimana diriku, yang bersedia menanyakan keadaanku.
Walau sekalipun aku tidak bercerita.
Maaf, aku hanya tak tahu bagaimana caranya untuk tidak berpura-pura Bahagia ketika berbagi cerita dengan kalian.

@gadisshintaaprilia
Bogor, 13 Juni 2020.
- Gadis Shinta Aprilia

---o0o---

Seorang introvert

Introvert identik dengan orang yang suka menyendiri. Seorang introvert biasanya lebih banyak diam dan menghindari keramaian. Susah diajak berkomunikasi. Dan sering dibilang ansos ( anti sosial ).
Itu sekilas pandangan umum orang.

Tapi aku melihat dari sisi yang lain.
"Think out of the box " dari seorang introvert, yang aku kenal.

Dia yang disebut introvert. Sebenarnya memiliki potensi yang besar.
Terlihat dari caranya berpikir dan berbicara bahwa sebenarnya dia orang yang cerdas. Hanya saja lingkungan sosial membuatnya merasa tak nyaman. Dan menjadikannya menutup diri.

Karena apa? Budaya judge

Sering kali orang menilai tanpa melihat akibat yang ditimbulkannya. Bagi orang yang introvert mereka lebih mudah tersinggung.
Lebih suka menikmati waktu untuk menyendiri. Karena disitu mereka dapat berpikir dan merenung.

Orang yang aku kenal ini. Dia cerdas, dan aku melihatnya sebagai sosok "orang sukses" jika punya niat. Aku bahkan sempat berpikir bahwa dia punya potensi menjadi motivator. Melihat apa yang dia tulis. Hanya saja dia buta. Buta akan karunia yang dimilikinya. Terlarut dalam kesedihan yang mendalam. Hingga lupa bahagia.

Andai dia mau bangkit dan kembali semangat, dengan beasiswa prestasi yang sudah digenggaman. Maka dia benar-benar akan jadi orang sukses.

Disini aku selalu berusaha membangkitkan semangatnya. Memberi nasehat, memotivasi. Berharap dia akan sadar bahwa dia sudah melewatkan banyak kesempatan.

Aku tak punya materi untuk diberikan. Hanya nasehat yang selalu ku ucapkan.
Bukan juga sebuah contoh yang dapat menjadi gambaran. Karena aku bukan introvert.
Meski ada pepatah "satu contoh lebih baik dari seribu nasehat."

Namun, meski cuma sekedar nasehat aku ikut mendoakanmu agar kamu segera bahagia. Lanjutkan pendidikan yang sudah kau jalani. Raihlah gelar sarjana. Jadilah sukses. Buka lapangan kerja. Meski kau tak dihargai di masa lalu, setidaknya kau bisa menjadi harapan di masa depan.
Hai anak bangsa!

Sekian....

*Ini hanya opini pribadi. Jika tak sependapat tak masalah
____ Far Rida ____
Semarang, 15 Juli 2020

---o0o---

Judul : Introvert

Kehadiranku tertutupi
Terbelenggu oleh sang seruni
Hingga aku tenggelam bak orang mati

Aku sengaja menepi
Berusaha menghindari basa basi
Sebab tak ingin menipu diri
Pura pura berbaik hati
Hingga bersikap terlampau tinggi

Aku hanyalah si pemikir sejati
Sang penghandal analogi
Tak mementingkan urusan hati

Kamu coba mendekat, aku jauhi
Kamu jauh, aku mulai dekati
Sebab otakku memang serumit ini

Aku tak mengharap simpati
Aku hanya bahagia jika sepi
Itu membuatku sangat menikmati
Apa definisi sendiri.
- Miamoy

---o0o---

~Diary Introvert

Aku adalah seorang Introvert, golongan yang sulit membaur di kalangan orang-orang disekitar dan selalu menghabiskan waktu di rumah atau mungkin di kamar saja. Ya karena disana lah tempat tenyamanku yang ditemani hp sambil nonton Anime. Aku tidak suka di tempat-tempat yang ramai dan suasana bising apalagi keluarga besar sudah kumpul-kumpul dalam rumahku, duhhh kepalaku sakit sekali. Aku juga suka berpikir kalau ada orang lain mengajakku bicara, apakah aku bisa menghadapinya atau tidak. Karena aku orangnya tidak PD-an atau sangat grogi.

Dan aku takut kalau aku salah bicara yang bisa menyakiti hati lawan bicaraku. Dan setiap kali aku selesai bicara, aku selalu memikirkan apa yang tadi aku bicarakan "Apakah aku salah ucap atau kebetulan benar saja?". Itulah mengapa aku tidak ingin bicara langsung dengan siapapun dan pasti sengaja kubiarkan hp ku berbunyi atau ku silent, jika ada telpon atau vc masuk dari orang lain (kecuali orang tua).

Kalau aku punya masalah, biasa aku tidak menceritakannya kepada keluargaku takut tidak ada yang mengerti. Jadi aku bicara sama kucingku walau responnya cuma "Meong Meong" saja, tapi aku senang. Dan juga setiap aku ingin marah karena perkataan keluarga tanpa sengaja aku melihat kucingku yang tidur, seketika saja emosiku kembali normal seperti sedia kala. Kucingku seperti obat penenang dan penawar bagiku;)

Entah kenapa aku tersiksa dengan keadaan ini. Padahal aku terlahir di tengah-tengah keluarga Ekstrovert, yang suka suasana ramai dan pandai bergaul dengan orang di sekitar. Itulah yang membuatku iri. Aku jarang bicara dengan mereka dan tidak ingin di ganggu oleh mereka. Namun aku bersyukur karena mereka (Ekstrovert) lah sering membantuku di saat aku kesusahan dan masih bisa di anggap "ada" di sekitar mereka.

Ada tak yang sama denganku? Kalau ada, mari sini kita kumpul-kumpul ngopi:v
- Ayuzawa Misaki

---o0o---

I N T R O V E R T

Aku pendiam bukan pemalu
Merasa tenang dalam sepi
Sulit bergaul dengan orang baru
Itu hanya buang-buang energi

Dalam kesendirian aku bisa bebas
Menuangkan ide-ide kreatifitas
Gambarkan imajinasi tanpa batas
Luas dan tak pernah ingin puas

Kadang sering kali dikucilkan
Karena selalu asik sendirian
Tapi itu tak menjadi beban
Bagiku sendiri itu menyenangkan

Aku lebih suka untuk menuliskan
Daripada harus menyuarakan lewat lisan
Karena bisa lebih berhati-hati
Untuk ungkapkan apa yang ada di hati

Aku lebih suka bersosial media
Daripada bercengkerama di dunia nyata
Berselancar bebas dalam maya
Mengenal banyak hal bahkan tentang dia

Kepribadian ini sudah sangat melekat
Sulit terlepas karena sudah terikat kuat
Tapi itu tak pernah menjadi beban berat
Karena kusadari aku seorang introvert

//zn_
Bandung, 16 Juni 2020.
- ゼン アル ガッファー

---o0o---

Manusia Anggun

Kalian pernah merasakan hanya ingin menyendiri? Senang berkutat dengan pemikiran sendiri? Sering dikatai kuper atau ansos?

Itu adalah hal-hal yang dialami oleh seorang introvert, dan mungkin kamu di antaranya?

Untuk seorang introvert sudah lumrah mengalami hal demikian. Pada dasarnya introvert itu seseorang yang senang akan kesunyian dan tidak suka menjadi pusat perhatian. Menulis adalah media paling tepat untuk menyampaikan pendapat dibanding harus mengutarakannya secara verbal, karena introvert cenderung memikirkan risiko dari apa yang dikatakannya secara langsung, sederhananya tidak siap menerima respond yang bisa saja tidak sesuai dengan yang diharapkan. Makanya seorang introvert akan lebih terlihat cerewet di socialmedia dibanding saat bertemu langsung yang seketika menjelma menjadi orang yang terlihat bodo amat dan apatis.

Introvert cenderung pemalu dan pendiam. Jadi, saat introvert bertemu ekstrovert akan dilabeli manusia aneh yang pernah ditemui selama hidup mereka. Ekstrovert dan introvert itu perbedaannya ibarat langit dan bumi, jauh sekali, alias berbanding terbalik. Kalau ekstrovert social skills-nya diacungi jempol, sementara introvert kemampuan berpikirnya tiada tanding.

Perkataan yang akan sering didengar oleh seorang introvert ketika bertemu dengan seorang ekstrovert, seperti ini ....

"Eh, diem di rumah terus. Main keluar kali-kali!"

"Kamu mainnya kurang jauh, sih!"

"Makanya banyak gaul!"

Kurang-lebihnya seperti itu.

Gimana, ya? Hmmm, bukannya seorang introvert tidak mau main keluar, bukan mainnya kurang jauh, atau bukan berarti tidak pandai bergaul, hanya saja seorang introvert lebih nyaman menyendiri dan "berperang" dengan pemikiran serta perasaannya sendiri.

Sekarang pertanyaannya dibalik, jika ekstrovert disuruh lebih jaim dan menghabiskan banyak waktu di rumah daripada keluyuran di luar, bersedia? Kita tidak bisa memaksakan kepribadian seseorang, bukan? Ini bukan soal bagaimana penilaian di mata orang lain, ini soal kenyamanan.

Ciri khas seorang introvert adalah misterius, dingin alias cuek, dan irit senyum. Para introvert tidak mudah tersenyum dan membuka diri kepada orang-orang baru, kecuali kepada orang-orang yang sudah mengenalnya dengan baik. Karena ciri khasnya itulah introvert terkesan menjadi manusia anggun. Mereka tidak bisa serta-merta marah saat sedang emosi, mereka akan memendam amarah yang mereka rasakan, hingga ... amarah itu sudah sampai di puncak semuanya akan meledak. Hati-hati, ya, Gaes! Ya, mirip-mirip singa lah, ya? Si Raja Hutan disegani karena diamnya, tetapi jika sudah merasa terancam siap-siap saja terkena terkamannya.

Untuk para pelajar, mahasiswa, atau para pekerja kantoran yang memiliki kepribadian introvert, momen presentasi adalah hal yang paling menyebalkan di dunia, bukan? Seperti poin yang sudah disebutkan di atas, seorang introvert tidak suka menjadi pusat perhatian, maka dari itu tampil di depan banyak orang atau umum menjadi sebuah pengalaman yang menegangkan, mungkin bisa saja tidak semua introvert seperti itu tapi kebanyakan.

Berarti seorang introvert tidak bisa bekerja di bidang yang mengandalkan komunikasi atau interaksi dengan orang banyak, contohnya seperti dosen atau guru? Tidak juga. Ada rekan saya, beliau mengaku seorang introvert, dan beliau juga seorang dosen. Sama seperti saya yang menjadi ... moderator di Sajak Senja. Hah, apa hubungannya? Nggak ada.

Author sok tahu banget deh soal introvert!

Oh, bukan saya sok tahu, Gaes! Karena saya pun seorang introvert. Apa yang saya jabarkan di atas adalah apa yang saya alami, hasil dari memperhatikan orang-orang introvert yang saya kenal, dan beberapa sumber lain yang memang pada kenyataannya seperti apa yang saya rasakan.

Simple-nya, introvert itu jenis manusia yang akan berbicara atau melakukan interaksi seperlunya, dan mereka lebih menyukai to the point. Para introvert akan bersuara atau memberikan reaksi ketika kepepet, misalnya ketika harus mempresentasikan tugas, atau ketika ada orang lain yang bertanya kepadanya.

Mendekati seorang introvert memang sulit, membutuhkan waktu dan juga trik agar si introvert bersedia membuka diri. Mereka bukanlah manusia sembarangan.

Saya kira ... para introvert juga tidak ada masalah dengan gerakan #DiRumahAja.
___

Larut malam, 31 Maret 2020
- Risye Kumaladewi Novia Mahendra

---o0o---

Introvert,ini tentang kesendirian,bukan karena takut ataupun malas.ini tentang jati diri seseorang yang memilih diri sendirinya tenang dalam satu ruang lingkup.

lebih sering membuat diri sendiri ya nyaman daripada membuat seseorang nyaman padanya.

dan juga lebih suka menyuarakan hatinya pada tulisan daripada pada lisan.

terlalu nyaman dengan diri sendiri,tolong di mengerti,ini bukan masalah atau pun apa tapi ini adalah sebagian dari jati diri seseorang.

Shfslsbla.
- Shifa Slsbla

---o0o---

Sedikit Kalimat Dari Aku Si Introvert

Hidup menurutku tangisan yang tak terdengar, bicara bagiku hal tersulit dari semuanya, bersosialisasi adalah hal terberat untuk aku lakukan, mencintai dalam diam itulah keahlianku, menahan rasa sakit dan menghiasi warna hidup yang tadinya monokrom menjadi goresan airmata kesakitan yang menjelma jadi pelangi indah, hidup sendiri tanpa seorangpun didunia ini, hanya bisa mengharapkan uluran tangan yang tulus membantuku mengobati rasa sepi yang dialami

-26Maret2020
- Silvia Shopianti

---o0o---

Ada sedikit kebahagiaan menjadi seorang introvert sekarang. Setidaknya aku bisa mengurangi rasa sakit hati ketika kehadiranku tak dianggap di antara mereka.

Dan hal ini cukup membuatku sadar, bahwa kehadiranku memang tak sepenting kehadiran mereka.
- ナンダ

---o0o---

Kamu bisa bersosialisasi. Hanya saja kamu lelah, ya kan?. Kekuatan kamu memang ada saat kamu sendirian, ya kan? Aku tau banyak tentang kamu, sebenarnya kamu nyambung untuk ngomong dengan siapapun. Tapi, kamu lelah.

Aku tau hal itu!

Kamu bukan anti sosial. Kamu introvert. Cuma jarang ada yang mengenal hal itu.
- Cong Sipul

---o0o---

CANTIK ITU RELATIF

Pada beberapa kasus, sebagian besar perempuan mengatakan bahwa laki-laki jaman now lebih condong melihat fisik pada diri kaumnya.

Bahkan karena pendapat tersebut, bamyak perempuan yang merasa wajahnya kurang cantik lalu mendadak menjadi insecure, not self confindence, hingga introvert by soul pressure pada akhirnya.

Padahal seperti halnya ungkapan bahwa kecantikan itu relatif, sesungguhnya itu adalah benar adanya.

Mungkin ada beberapa laki-laki yang memang memandang kecantikan adalah kriteria wajib ketika ingin menjalin hubungan dengan perempuan.

Tapi di sisi lain sangat banyak laki-laki yang meletakkan kecantikan pada bagian akhir sebuah tolok ukur hubungan antar lawan jenis.

Artinya, untuk apa menyerah pada statement sepihak yang hanya beberapa prosen itu, hingga sampai berpengaruh pada psikhologi dan hanya akan membuat rugi diri sendiri.

Percayalah, banyak ITEMS unik dan menarik dari wajah seorang perempuan, yang mempunyai daya tarik tersendiri bagi sebagian besar laki-laki, meski secara universal tidak cantik.
Seperti: gingsul, lesung pipi, dagu lancip, kumis tipis, bibir tebal, mata sipit, dsb.

Segala kekurangan tersebut yang menurutnya potensial mengurangi kecantikan, justru adalah idaman laki-laki. Bahkan tanpa mereka sadari.
Wallahu'alam

-----oOo-----
Jakarta, 060720
- Emha Sepu Luh

---o0o---

Apa yang salah dari diriku yang introvert.
memahami sendiri tanpa memberi arti pada semua hal yang tak semestinya terjadi
Berteman dengan sunyi ku mampu menggapai mimpi
aku sang introvert, bukan tak menyukai kesenangan bersama manusia lain. Tapi aku lebih menghargai diriku jauh dari yang kalian tau.
Aku sama seperti kalian punya rasa akan cita
Biarkanlah aku tetap ditengah ramai nya kalian meskipun aku tak termasuk dalam segerombolan nya.
Aku bukan menutup diri, aku hanya muak dengan basa basi pertemanan yang hanya mencari penting, lalu menghempaskan seakan tak tergunakan seketika tak dibutuhkan lagi.
- Tria Melati

---o0o---

Aku tidak butuh tempat untuk bersandar.
Aku hanya butuh tempat, dimana tidak ada satupun orang yg berada di sana kecuali aku.
Aku ingin menangis, berteriak, mencurahkan semua beban yg aku pikul sendirian disana, tanpa ada yg melihat. Kenapa?
Karna aku tidak ingin terlihat lemah dihadapan siapapun, apalagi harus meminjam pundak orang lain untuk bersandar dan berbagi beban.
Aku bukan introvert yang pendiam, aku hanya tidak ingin merepotkan.
_Manado, 24 maret 2020

Penikamat kata_
- Raisaa

---o0o---

Ada yang bilang
Cinta itu buta
Tanpa memandang
Fisik dan harta
Ya, aku akui itu
Lalu, apakabar dengan kesadaran
Datang hanya untuk bersenang-senang
Lalu, pergi meninggalkan jejak luka yang amat dalam

Tidak. Aku tidak membicarakan
Definisi cinta
Melainkan aku menyinggung orang
Yang datang hanya perlu
Dan pergi setelah kenyang hal itu
Ya mungkin,.
Ini hanya berlaku untuk saya
Lagipula, siapa si yang tak kenal dengan saya

Harta tiada
Wajah sederhana
Dan mungkin menyebalkan bagi semua mata
Iyaaaa itu saya

Mungkin
dengan wajah tampan
Keadaan mapan
Orang akan melihat saya
Bahkan menghargai saya

Ah, tapi tidak apa
Introvert akan menjadi pilihan utama
Dari kini sampai menutup mata
Mungkin

-M U N G K I N-
RF
25 Mei 2020
- Rian Febrian



Teruntuk ayahku

Ayah, kaulah tempat ku meminta. Sedari kecil jika aku menginginkan sesuatu kau selalu mewujudkannya. Tak perduli apa yang aku minta itu berharga mahal ataupun murah kau tetap mewujudkannya untukku.

Ayah, kali ini anakmu ini ingin mencurahkan apa yang aku rasa di hati. Ku harap kau mengerti apa yang aku utarakan. Pertama kali aku ungkapkan apa yang aku rasa, mengenai sikap ibu terhadapku yang tak seperti dulu lagi.

Walaupun aku pernah ungkapkan ini secara langsung padamu, tapi ternyata responmu tak sesuai dengan apa yang aku harapkan.

Ayah, ternyata sikapmu sama saja seperti ibu, yang tak mengerti apa yang aku rasakan. Aku tetap salah, apa yang aku niatkan tetap salah.
Apa yang aku inginkan tetap tak kau restui pula. Hingga aku merasa apa yang aku lakukan dengan mengatakan semuanya padamu adalah sia-sia belaka. Responmu sama, sikapmu pun sama walau tak sepahit kata-kata ibu.

Ayah, kini ada hal yang aku ketahui bahwa aku memang tak pantas untuk menyuarakan isi hati terlebih mengutarakan apa yang aku inginkan. Karena semua, itu tak akan terjadi, dan tak akan kau mengerti.

Jika tiba- tiba air mataku mengalir, jangan pernah menyalahkan aku, karena air mata yang aku keluarkan adalah bentuk kepasrahanku. Bicaraku tak pernah kau hiraukan bahkan isi hatiku pun kau abaikan.

Kini, yang ada dalam hatiku hanyalah masa bodoh, karena apapun yang aku katakan, apapun yang aku rasakan tak pernah kau anggap.

Kini, biarkan aku menjadi seorang introvert. Mungkin dengan aku menjadi seorang introvert aku bisa lebih menahan rasa sakit yang tak berdarah.

Tangerang, 20 april 2020
- Wasiati Ati

---o0o---

Akan kupertanyakan eksistensiku kepada tangan kananku
Katanya, aku lemah, hanya diam saat aku diperdaya

Akan kupertanyakan eksistensiku kepada kaki kiriku.
Katanya, aku malas, tak mau untuk sekedar ke luar rumah.

Akan kupertanyakan eksistensiku kepada hatiku.
Katanya, aku antipati, tidak mau peduli pada apapun.

Tertutup tirai, selalu
Merenung dalam pesta mimpi buruk
Aku, introvert, tak ingin mati
- Aiichiro Akihito
---o0o---

0 Response to "Sajak Senja | Dari dan Untuk Seorang Introvert"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel