Coretan Kawan: Puisi dan Sajak Sedih, Ceria, Romantis (Bag I)


Jangan Mengguruiku

Tak perlu kau bercerita tentang gelapnya malam pada jangrik-jangkrik yang bersahutan,

Karna mereka sepanjang waktu berdendang memuja sang dewi malam...


Tak perlu kau nyanyikan sepoinya angin pada ranting dan dedaunan,
Karna setiap hembusan mereka menari seirama nada-nada tiupan seruling alam...

Dan tak perlu kau teriakkan teriknya sang raja hari pada pasir di gurun,
Karna mereka setiap detik terkapar, 
meronta dan terbakar...

26 Juni 2017 · Mataram

Ada Surga
Lihatlah wajah anak kita,Cinta
Es krim belepotan di wajahnya,
Kau dan aku tertawa,
Surga meleleh di mana mana
Darman
Aku Berhenti

Ribut hati ini dalam memanggil nama mu. 

Aku lelah harus diam dalam angan. 
Terberogol ketidak beranian. 
Hanyut dalam lara yg semakin nyata. 
Saatnya aku berteriak! 
Pecahkan beton besi yg mengurung hati. 
Sudah cukup aku di buly dalam cinta ini. 
Saatnya kebodohan ini ku bungkus. 
Ku buang dalam api keberanian. 
Kau tau.. Aku sudah cukup lelah untuk mengunggu mu. 
Bersabar diantara kebodohan & kesetiaan. 
Sekarang ku ucapkan selamat tinggal. 
Untuk cinta yg terlalu lama menikam jiwa.


20 Agustus 17
Sajak Kosong
coba jadi aku yg mencintai mu tampa kata
diam
sesekali aku muak pada hati yg terpaut erat oleh mu
aku merindukan mu dengan sajak sajak bisu
tak kau dengar atau pun terbaca
hanya melayang
diruang hampa
yg tak sekalipun kau raba
Ja Far 7 Desember 17

Kenang Saja 
Hanamiko

Irama itu telah berubah
Syahdunya tak lagi indah
Mengundang gundah
Hatinya gelisah

Siapa yang dapat sembunyi
Waktu kita telah habis kini
Siapapun tak dapat lari
Semua misteri Ilahi

Ah bolehkah aku meminta 
Sedikit lagi waktu yang ada 
Sedikit lagi waktuku untuk bicara
Mari kita tertawa

Karena kelak bila aku tiada
'Ku tak ingin ada air mata
Aku hanya ingin kau ceria 
Mengenangku dalam hatimu saja
Samarinda, 10 Mei 2018
Prosa Puisi :
SENIMAN MUDA
Karya : Samtriono.

Di alam senja dicampur debu jalanan. 
Tak terasa dunia malam datang untuk menyelimuti kulit bumi. 
Dengan rasa lelah dihampiri penjualan kopi keliling. 
Dipesannya satu gelas kopi pahit tanpa gula.


Kulihat seberang sana seorang seniman muda dengan jaket lusuh. 
Memangku gitar sambil memetiknya. 
Buah iramanya menyentuh jiwa. 
Dunia semakin ceria dengan nadanya.

Mendengarkan irama itu disertai kepulan uap kopi panas membuat jiwaku semakin tenang. 
Meskipun dunia semakin giat menusuk duri di dalam kehidupan.

Dengan kehadiran seorang seniman muda merupakan sebuah tongkat estafet dari jaman ke jaman. 
Dengan kehadirannya, 
ia selalu mengores jejak di jamannya.

Seniman bukan hanya pelekat eksentrik di badannya. 
Namun buah karyanya menjadikan dirinya sebagai seniman. 
Dengan renungan ini tak terasa segelas kopi pahit telah habis.


Yogyakarta, 12 Mei 2018.
---oOo---




Kirimkan Novel, Puisi, Syair atau karya seni lainnya untuk melengkapi blog kita ini. Mohon Maaf apabila ada tulisan yang kurang berkenan. Jika ada yang keberatan silahkan komplain ke alamat yang tertera. File bisa dikirim ke satukara.com@gmail.com - WA: 085762407942 - FB: khairulfikri.co

0 Response to "Coretan Kawan: Puisi dan Sajak Sedih, Ceria, Romantis (Bag I)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel