KITA | Puisi Wira Nagara | Dibacakan Khairul Fikri



KITA
Puisi Wira Nagara

Sebelum hadir kata kenyamanan, pastikan itu cinta bukan cuma penasaran belaka.
Karena sering kita melihat hati-hati yang patah,sebelum cinta benar-benar merekah.
Semua itu berujung pada saling menyalahkan dan saling mencaci satu sama lain.
Hingga akhirnya tak pernah ada lagi saling sapa akibat kegagalan menanggapi rasa.

Jatuh cinta tak pernah bisa dikatakan biasa.
Ada rindu yang selalu jatuh di terik sepi yang lupa berteduh.
Ada bosan yang selalu tertolak di tiap angan yang begitu menginginkan.
Serta, ada sakit yang tak akan pernah membekas di tiap hati yang selalu ikhlas.

Iya, maaf.
Kata sederhana yang selalu menjadi juara.
Begitu mudah diberikan, begitu cepat dilupakan. Berikut semua penjelasan tanpa henti tentang berhenti menyakiti hingga janji setia sampai mati.
Beserta pelukan hangat sehabis pertengkaran dan bisikan sayang yang begitu menenangkan.
Kemudian, lupa akan luka. Hilang akan benci.
Perlahan pun. Berganti.

Lepas genggaman, cinta terbunuh pelan-pelan.
Terutama, tentang kita.
Sesederhana aku mencintaimu, serumit itu kau mencintainya.
Sesederhana aku ingin membahagiakanmu, serumit itu kau bahagia dengannya.

Kau, adalah nama dalam doa yang selalu kubicarakan dengan Tuhan.
Sebelum akhirnya aku sadar, satu huruf terucap dariku pun tak pernah kau dengar. Namun ingat, pada kehilanganmu aku berpesan JANGAN MENCARIKU! Tapi tanyakan pada perasaan, adakah aku di masa depanmu?

"Karena kita, adalah satu ragu yang mengumpul untuk saling menjauhi
Kita, adalah dua hati yang sudah enggan bertegur harap dalam janji
Kita, adalah tiga kata ‘Aku Sayang Kamu’ yang membisu dalam sepi.
dan
K.I.T.A, adalah empat huruf yang tak bisa dipersatukan kembali ..."
---
Dibacakan Oleh, Khairul Fikri.

0 Response to "KITA | Puisi Wira Nagara | Dibacakan Khairul Fikri"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel