SPASI

Terkadang, 
kita hanya butuh diam sambil merapikan mimpi tadi malam.

Menyamarkan semua ragu dalam sketsa dengan pensil warna.

Lalu, 
kembali mengukir senyum yang mampu mencipta rindu.
Barangkali hanya sekadar itu, 
atau lebih baik merayu Tuhan agar tak lagi kesepian.

Sekarang, 
aku sedang memikirkan banyak hal. 
Tidak bisa kusebutkan, 
sebab tak ada dorongan.

Perihal rasa yang entah, 
antara ingin mundur dan melangkah, 
biarlah masing-masing mencari arah.

Aku di sini, 
mendoakan yang terbaik untukmu tidak hanya satu hari.

Kelak, 
jika Tuhan membuatkan spasi, 
kuharap tak akan ada benci.
_
***
Kerlip Bivisa

0 Response to "SPASI"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel