MENUNGGU


Di antara musim yang terus berganti dan waktu yang menolak kembali, 
aku setia menunggu di sini.

Menghitung hari, 
bintang, 
juga hujan di pipi.

Untuk sepersekian detik aku lupa tentang luka, 
tertawa renyah seperti balita. 
Mengekspresikan apa-apa yang kurasa.

Lalu, 
aku teringat sesuatu. 
Jauh tak dapat kurengkuh, 
tapi gigilnya menyeluruh.

Api seperti kehilangan panas, 
sementara embun terus bernafas.

Jika mampu, 
akan kuketuk pintu hatimu. 
Menengok ke dalam, 
lalu menetap sampai habis malam.

Jika bisa, 
akan kuajak kamu bicara. 
Menjabarkan arti cinta, 
hingga tak tersisa lagi air mata.

Namun, 
apa dayaku yang hanya bisa mendoakan? 
Berharap sambil memberi kode rahasia yang entah sampai padamu atau diterpa angin dalam perjalanan.

Seperti kataku; 
Aku setia menunggu

Biarkan Tuhan yang mengatur sebuah pertemuan, 
kebersamaan dan perpisahan.

Aku tak akan memaksa, 
sebab Dia lebih tahu segalanya.
_
***

0 Response to "MENUNGGU"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel