DIA AYAHKU
Sudah sejak dulu ketika seragamku masih merah-putih,
tiap kali menatap gambarnya yang menggantung di dinding,
aku selalu merasa
'dia ayahku'.
Sering kali aku tersenyum,
bahkan mengajaknya bicara.
Entah sebab apa,
yang jelas aku menyukai sosoknya.
Kala itu usiaku baru menginjak belasan,
belum cukup untuk memahami apa arti dari kepemimpinan.
Aku hanya melihatnya di stasiun televisi,
seingatku pernah dibuat menangis juga ketika ada sekelompok orang yang menggunjing dirinya.
Alasannya entah apa,
mungkin hanya bentuk ketidakterimaan dirinya dijelek-jelekan.
Lalu,
ketika ada kabar bahwa kepeminpinannya akan digantikan,
ada kecewa yang bergelantungan.
Aku bukan seorang pemerhati dunia politik atau apapun yang di dalamnya.
Tapi, seorang anak yang mengagumi sosok ayah yang belum pernah ditemuinya.
Kamu sendiri bagaimana?
Apa pernah berada diposisi yang sama?
_
Kerlip Bivisa
0 Response to "DIA AYAHKU"
Post a Comment