MENUJU MINGGU
Aku sedang mendengarkan lagu,
temponya begitu cepat hingga kantuk dibuat berlalu.
Oh ya,
besok minggu dan aku belum ada persiapan untuk menyambut rindu.
Bukan sebab tak ada waktu, tapi perihal yang satu ini aku belum mampu.
Pernah tidak?
Berada diposisi ingin mengatakan,
tapi malu dengan kenyataan.
Kenyataan jika kita hanya sepasang asing yang sudah saling meninggalkan.
Aku tidak membuka kenangan lama,
setiap halamannya saja yang tak bisa kulupa.
Aku tidak sengaja mengingatnya,
kepalaku saja yang dipenuhi oleh dia.
Apa lagi hati, sepertinya tak ada celah untuk pengganti.
Hmm,
aku mulai bosan menunggu.
Menunggu waktu yang katanya akan indah itu.
Bukan tentang sudah berapa lama,
tapi sekadar khawatir dia tak pernah menyebut namaku lagi dalam doanya.
Eh, rasanya tidak akan seburuk itu.
Bagaimanapun aku adalah gadis yang paling sering bertanya,
meski dulu.
Diakui atau tidak aku pernah hidup dalam hatinya.
Menetap di sana dalam jangka lama,
bahkan luka tak berarti apa-apa.
Baik.
Apapun yang terjadi,
senyumku akan tetap di sini.
mendekap dia dalam doa,
mengaminkan agar hati dan jasadnya selalu Tuhan jaga.
Setetes air yang jatuh,
tak mengartikan aku rapuh.
Ini hanya salah satu cara agar semuanya kembali utuh.
Aku baik-baik saja dan akan selalu baik-baik saja.
_
***
0 Response to "MENUJU MINGGU"
Post a Comment