KAMIS MANIS
Aku sedang mendengarkan lagu,
menikmati setiap nada yang padu.
Kamu sedang apa?
Sibuk bekerja atau merindukannya?
Kuharap pilihan nomer dua hanya cerita belaka.
Oh ya,
tadi malam aku teringat denganmu,
pasti sudah banjir air mata jika tidak tidur lebih dulu.
Enam bulan terhitung setelah hari itu,
ketika aku memutuskan pergi darimu.
Sampai sekarang aku belum mengerti,
sebenarnya ini benci atau masih ingin memiliki?
Kadang rindu,
kadang juga ingin meninju.
Lalu,
dalam diam aku mengkhawatirkanmu dan tidak lama menertawakan kebodohanmu.
Sungguh ambigu.
Kamis manis,
ada banyak mimpi yang berbaris.
Meminta didahulukan,
tapi tidak kuindahkan.
Mungkin besok atau lusa,
jika nafasku masih tersisa.
Satu persatu akan kubuat nyata.
Kecuali tentang mengirimmu pesan dan menanyakan apa semuanya baik-baik saja.
Jangan khawatir,
perihal menunggu aku cukup mahir.
Jika pun kamu tidak memulai,
kuanggap semuanya benar-benar selesai.
Mungkin menyendiri adalah keputusan berat,
tapi dengan usaha dan doa yang terus terpanjat,
suatu hari Tuhan pasti mengirimkan seseorang yang tepat.
_
***
0 Response to "KAMIS MANIS"
Post a Comment