Jangan Terlalu Percaya Maya

Sore ini langit cerah, sepertinya mentari sedang marah. Entah cemburu pada hujan yang selalu dikaitkan dengan kenangan, atau sebal pada senja yang kerap dianggap jelmaan cinta.

Sementara aku masih mencoba baik-baik saja dengan segudang cerita pilu, bukan tentang hati yang meragu, pun apa-apa yang kupunya di masa lalu.

Tapi perihal seorang teman, yang kurasa belum mendapat keadilan. Jika dibenci banyak orang adalah balas untuk sebuah topeng yang berhasil dibuka, lalu iri dituduhkan sebagai motip dibaliknya. Tidak kah seorang begitu pecundang? Ketika hanya menyulut api dari belakang. Lalu mencuci tangan, sebelum usai peperangan.

Tadi malam aku belajar banyak dari seseorang. Untukmu yang kutuju, hatimu begitu kuat. Sungguh aku belum tentu mampu, jika masalah demikian yang menjerat.

Baik, kekataku sepertinya mulai melebar. Jadi akan kuhentikan selagi ada sabar.

Ini maya, tapi begitu banyak hal yang membuat kita bisa celaka. Salah satunya; Terlalu percaya.

Hati-hati, jaga diri dan belajarlah dari dia yang sudah pernah mengalami. Terlebih jika dia adalah dirimu sendiri.
Papparap
_
***

Bivisa
satukara.blogspot.com

0 Response to "Jangan Terlalu Percaya Maya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel