SWAMI I (1989) - Iwan Fals Full Album (Lirik)

SWAMI I (1989)
Setelah pelarangan konser 100 kota, diam-diam Setiawan Djody mempersiapkan proyek ‘rahasia’. Djodi membentuk sebuah grup band yang bernama Swami dengan Iwan Fals sebagai vokalisnya. Didukung oleh musisi top seperti Sawung Jabo, Naniel, Innisisri, album ini dikerjakan dengan serius dan matang. Tanpa banyak gembar gembor, album ini diluncurkan. Pada sampul album ini nama Iwan Fals dicantumkan diatas nama Swami, rupanya Djodi merasa tanpa nama Iwan album tidak akan dilirik. Hasilnya, orang penasaran membeli album karena ada nama Iwan Fals bukan karena nama Swami yang tidak dikenal sama sekali. Album ini secara tiba-tiba meledak dipasaran, angka penjualannya sangat tinggi, konon mencapai 800 ribu kopi dalam sebulan padahal tanpa promosi besar-besaran. Ternyata yang menyebabkan laku keras adalah nama Iwan Fals dan lagu yang dibawakan yaitu ‘Bento’ dan ‘Bongkar’. Lagu ini sangat keras dan menikam liriknya. Sebentar saja lagu ‘Bento’ menjadi ‘trade mark’ Iwan Fals. Dimana ada Iwan disitu ada ‘Bento’, penjualan kaus, poster dan segala pernak-pernik bertuliskan Iwan, Swami, Bento laku keras di kaki-kaki lima. Sampai sekarangpun siapa yang tidak tahu lagu ‘Bento’ dan mendengar kata ‘Bento’ pasti identik dengan Iwan Fals. Hal yang tidak disangka oleh Djodi dan kawan-kawan. Bagi Iwan sendiri bisa dibilang ini adalah puncak kejayaan karir bermusiknya. Tetapi selalu saja ada kerikil yang menghadang, penguasa rupanya agak panas telinganya mendengar lagu Bento yang katanya sih dianggap menghina Tommy Soeharto anak presiden saat itu (Soeharto). Namun berkat dukungan kuat Setiawan Djody, kerikil itu tidak terlalu mengganggu dan dapat disingkirkan. (iwanfalsmania.wordpress.com)
Lagu pada album ini ‘Bento’, ‘Bongkar’, ‘Badut’, ‘Eseks Eseks Udug Udug-Nyanyian Ujung Gang’, ‘Potret’, ‘Bunga Trotoar’, ‘Oh Ya’, ‘Condet’, ‘Perjalanan Waktu’, ‘Cinta’.

Lirik
Bento
Namaku Bento, rumah real estate
Mobilku banyak, harta melimpah
Orang memanggilku, bos eksekutif
Tokoh papan atas, atas sgalanya, asik!

Wajahku ganteng, banyak simpanan
Sekali lirik, oh bisa jalan
Bisnisku menjagal, jagal apa saja
yang penting aku senang, aku menang
Persetan orang susah, karena aku
Yang penting asik, sekali lagi, asik!

Obral soal moral, omong keadilan, sarapan pagiku
Aksi tipu-tipu, lobi dan upeti, woo jagonya
Maling kelas teri, bandit kelas coro, itu kantong sampah
Siapa yang mau berguru, datang padaku, sebut 3 kali namaku
Bento bento bento.. asik

Bongkar
Kalau cinta sudah di buang
Jangan harap keadilan akan datang
Kesedihan hanya tontonan
Bagi mereka yang di perbudak jabatan

(*) O, o, ya o ... Ya o ... Ya bongkar

O, o, ya o ... Ya o ... Ya bongkar

Sabar, sabar, sabar dan tunggu
Itu jawaban yang kami terima
Ternyata kita harus ke jalan
Robohkan setan yang berdiri mengangkang
Kembali ke : (*)

Reff I :
Penindasan serta kesewenang-wenangan
Banyak lagi teramat banyak untuk disebutkan
Hoi hentikan
Hentikan jangan di teruskan
Kami muak dengan ketidakpastian dan keserakahan
O, o, ya o ... Ya o ... Ya bongkar
O, o, ya o ... Ya o ... Ya bongkar
Reff II :
Di jalan kami sandarkan cita-cita
Sebab dirumah tak ada lagi yang bisa dipercaya
Orang tua pandanglah kami sebagai manusia
Kami bertanya tolong kau jawab dengan cinta
Kembali ke: (*), Reff I, Reff II

Badut
Dut badut badut badut badut badut badut
Jaman sekarang
Mong omong omong omong omong omong omong omong
Sembarang

Ditelevisi
Dikoran koran
Didalam radio
Diatas mimbar

Nggut manggut manggut manggut manggut manggut manggut
Seperti badut
Ya iya iya iya iya iya iya
Ya iya iya

Ho ho ho!
Ho ho ho ho ho ho ho
Ho ho ho!
Ho ho ho ho ho ho ho

Peragawati peragawan
Senyam senyum seperti badut
Penyanyi dan pemusik
Bintang film nampang seperti badut

Ditelevisi
Dikoran koran
Didalam radio
Diatas mimbar

Ku aku aku aku aku aku aku
Seperti kamu
Mu kamu kamu kamu kamu kamu kamu
Seperti badut

Ho ho ho!
Ho ho ho ho ho ho ho
Ho ho ho!
Ho ho ho ho ho ho ho
Ho ho ho!

Dut badut badut badut badut badut badut
Jaman sekarang
Mong omong omong omong omong omong omong omong
Sembarang

Ditelevisi
Dikoran koran
Didalam radio
Diatas mimbar

Para pengaku intelek
Tingkah polahnya lebihi badut
Kaum pencuri tikus
Politikus palsu saingi badut

Ho ho ho!
Ho ho ho ho ho ho ho
Ho ho ho!

Eseks Eseks Udug Udug-Nyanyian Ujung Gang
Menangis embun pagi yang tak lagi bersih
Jubahnya yang putih tak berseri ternoda
Daun-daun mulai segan menerima
Apa daya tetes embun terus berjatuhan

Mengalir sungai-sungai plastik jantung kota
Menjadi hiasan yang harusnya tak ada
Udara penuh dengan serbuk tembaga
Topeng-topeng pelindung harus dikenakan

Ini desaku
Ini kotaku
Ini negriku ya

Robot-robot bernyawa tersenyum menyapaku
Selamat datang kawan di belantara batu
Kulanjutkan melangkah antara bising malam
Mencari tempat, mancari harapan

Aku melihat
Aku bertanya
Aku terluka ya

Wahai kawan hei kawan bangunlah dari tidurmu
Masih ada waktu untuk kita berbuat
Luka di bumi ini milik bersama
Bakarlah mimpi-mimpi bakarlah mimpi-mimpi

Potret
Orang orang resah
Berlomba kejar nafkah
Demi anak bini
Demi sesuap nasi

Kuno kuno memang
Memang memang kuno
Namun kenyataan
Kita butuh soal itu

Uang dimana uang?
Nasi dimana nasi?
Uang dimana uang?
Nasi dimana nasi?

Seperti binatang
Bila lapar menerjang
Seperti kereta
Nafasnya terdengar

Lidahnya terjulur
Syahwatnya siap lentur
Soal harga diri
Sudah tak berarti

Uang dimana uang?
Nasi dimana nasi?
Uang dimana uang?
Nasi dimana nasi?

Pergi kau!
Jangan nasehati aku oh ya!
Pergi kau!
Aku mau uangmu oh ya!
Pergi kau!
Jangan menggurui aku oh ya!
Pergi kau!
Aku mau nasimu oh!

Anak anak kecil tengadahkan tangan
Mainkan tamborin gapai masa depan
Tanah lahirku aku cinta kau
Bumi darahku aku cium engkau

Bunga Trotoar
Bunga bunga kehidupan
Tumbuh subur di trotoar
Mekar liar dimana mana

Langkah langkah garang datang
Hancurkan wanginya kembang
Engkau diam tak berdaya

Bungaku
Bunga liar
Bungaku
Bunga trotoar

Menggelar aneka barang
Menggelar mimpi yang panjang
Kaki lima menggelar resah

Diemperan toko besar
Koar mulutmu berkobar
Kaki lima makin menjalar

Bungaku
Bunga liar
Bungaku
Bunga trotoar

Bungaku
Bunga liar
Bungaku
Bunga trotoar

Bungaku
Bunga liar
Bungaku
Bunga trotoar

Bungaku
Bunga liar
Bungaku
Bunga trotoar

Bagai jutaan srigala
Menyerbu kota besar
Tempat asal adalah neraka

Tolong beri tahu aku
Bagaimana caranya ?
Nasib tak pernah berpihak

Bungaku
Bunga liar
Bungaku
Bunga trotoar

Bungaku
Bunga liar
Bungaku
Bunga trotoar

Ya liar
Bunga trotoar
Liar liar liar liar

Bungaku bungaku bungaku
Bunga trotoar

Bunga liar
Bunga liar
Bunga liar

Para kurcaci diinjak mati
Para kurcaca nyanyi tralala
Para kurcaci bersedih hati
Para kurcaca ha ha ha ha ha ha

Para kurcaci diinjak mati
Para kurcaca nyanyi tralala
Para kurcaci bersedih hati
Para kurcaca ha ha ha ha ha ha

Oh Ya
Andaikata aku di mobil itu
Tentu tidak di bus ini
Seandainya aku rumah itu
Tentu tidak di gubuk ini

A a a andaikata
Se se se seandainya
Oh ya!

Kalau saja aku jadi direktur
Tentu tidak jadi penganggur
Umpamanya aku dapat lotere
Tentu saja aku tidak kere

Ka ka ka kalau saja
U u u umpamanya
Oh ya!

Oh ya! Ya nasib
Nasibmu jelas bukan nasibku
Oh ya! Ya takdir
Takdirmu jelas bukan takdirku

Oh ya! Ya nasib
Nasibmu jelas bukan nasibku
Oh ya! Ya takdir
Takdirmu jelas bukan takdirku

Aku bosan

A a a andaikata
Se se se seandainya
Ka ka ka kalau saja
U u u umpamanya
Oh ya!

Oh ya! Ya nasib
Nasibmu jelas bukan nasibku
Oh ya! Ya takdir
Takdirmu jelas bukan takdirku

Oh ya! Ya nasib
Nasibmu jelas bukan nasibku
Oh ya! Ya takdir
Takdirmu jelas bukan takdirku

La la la
La la la
La la la la la la la la la la la la la

La la la
La la la
La la la la la la la la la la la la la

Condet
Kubuka jendela
Sapa angin pagi
Ringan kau melangkah
Songsong hidup ini

Hela lenguh lembu
Halau burung burung
Bocah tawa riang
Canda di kali yang jernih

Bila malam
Tembang di purnama
Yang memberi semangat
Hidup esok hari

Kubuka jendela
Maki angin pagi
Berat kau melangkah
Tuk dapatkan kesempatan

Roda teknologi
Enyahkan pedati
Bias rumah kaca
Lubangi paru bumi

Syair Ronggowarsito
Jerit dan keringat
Gemuruhnya Rolling Stones

Api revolusi
Haruskah padam
Digantikan figur yang tak pasti

Perjalanan Waktu
Pagi telah datang
Matahari datang
Jelata lewati hari
Bersetubuh dengan waktu

Wajah wajah legam
Matanya membara
Membakar bayangan palsu
Peti mati diatas langit

Oh mereka dihantam kenyataan
Oh mereka teriak!

Orang orang kalah
Tak bisa bicara
Tanyakan pada dunia
Benarkah mereka kalah
Benarkah mereka kalah

Menanti batas
Batas segala yang tidak ada batasnya
Menanti akhir
Akhir segala yang tidak ada akhirnya

Waktu berlalu
Waktu berpacu

Doa doa apa saja
Caci maki apa saja
Doa doa apa saja
Caci maki apa saja

Doa doa apa saja
Caci maki apa saja
Doa doa apa saja
Caci maki apa saja

Cinta
Orang bicara cinta
Atas nama Tuhannya
Sambil menyiksa membunuh
Berdasarkan keyakinan mereka

Orang bicara cinta
Atas nama Tuhannya
Sambil menyiksa membunuh
Berdasarkan keyakinan mereka

Air mengalir
Angin berhembus
Hening
Hening
Hening

Doa doa bergema
Mata menetes darah
Satu lagi korban jatuh
Tradisi lenyap dihisap marah

Tuhan ya Tuhan
Namamu disebutkan
Disaat hidup
Waktu sengsara
Dipintu mati

Tuhan ya Tuhan
Tuhan ya Tuhan
Tuhan ya Tuhan
Tuhan ya Tuhan
Tuhan ya Tuhan
Tuhan ya Tuhan
Cinta

Cinta ya cinta
Namamu diagungkan
Disaat hidup
Waktu sengsara
Dipintu mati

Cinta ya cinta
Cinta ya cinta
Cinta ya cinta
Cinta ya cinta
Cinta ya cinta
Cinta ya cinta
Tuhan
----ooo----

0 Response to "SWAMI I (1989) - Iwan Fals Full Album (Lirik)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel