DELIRIUM

Di sinilah aku, 
di antara sadar dan terkapar.
Khayal dan nyata menyatu dalam debar.

Bergerak, tapi tak berotak. 
Berbicara, tapi tak memiliki makna. 
Semua gelap, pengap dan aku terjerembap.

Terseret-seret oleh emosi, 
menuju mati. 
Membenarkan bunuh diri dan tak tahu diri.

Tertawa, menangis, lalu mengumpat kesetanan. 
Menari, tersungkur, lalu diam penuh penyesalan.

Aku gila? 
Warasku entah ke mana. 
Dan Tuhan, Kau di mana?

Kepala ini ditumpuki banyak tanya, 
berat seperti ada beban ribuan ton yang menindihnya.

Hati pun kosong tak berpenghuni, 
cahaya tak terdeteksi. 
Hanya sepi.

Kutengok sekeliling, 
hening.

Lagu sedih berputar lirih, 
mencipta perih.

Apa aku sendiri? 
Atau mataku yang tak berfungsi?

Tuhan, bolehkah aku mengadu? 
Meluapkan semua pilu.

Bolehkah aku tersedu? 
Meminta sembuh untuk sakitku.

Tak adil rasanya, 
jika aku harus berakhir seperti ini. 
Beri aku satu kesempatan saja, 
agar tahu di mana letak lukanya.

Biar kusembuhkan atas seizinMu, 
meski butuh waktu.

Tuhan, aku pun ingin seperti dulu. 
peduli dan pemerhati.

Jika patah hati adalah penyebab sakitku, 
berikanlah aku hati yang baru.

Jika keretakan keluarga adalah sebabnya, 
berikan aku ikhlas yang ganda.

Tuhan, 
sembelum terlambat, 
tolong bukakan pintu taubat. 
Jangan biarkan aku terus tersesat.
_
Kerlip Bivisa
***

0 Response to "DELIRIUM"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel