Salam Manis Untukmu Lail
TEMAN MAYA?
Terbilang jari postingan di beranda yang biasa kukomentari, bahkan yang mampir di status tidak jelasku pun sering kali tak kupeduli.
Menurutku tidak perlu memiliki banyak teman di sini, bahagia dan tangisnya memang nyata dan sebab itu sudah pasti semakin banyak, semakin berpeluang untuk terkoyak.
Aku tidak pandai berkata manis, memuji, apa lagi sok memahami.
Banyak yang menyimpulkan jika aku sombong, dan itu bukan sesuatu yang bohong. Aku memang hanya bicara pada yang kusuka, yang membuatku nyaman tanpa paksaan, bahkan sebelumnya tak ada dialog perkenalan. Karena dengan sendirinya semua akan menyesuaikan.
Jika hanya untuk basa-basi, rasanya tiada arti. Lagi, aku selalu menggunakan hati pada semua materi, termasuk menyayangi dan membenci.
Jadi, diam di zona aman adalah satu-satunya yang membuatku nyaman.
Ada beberapa nama yang kuletakan di sini; Hati.
Pada mereka aku banyak bertanya, tidak pernah mau ketinggalan tentangnya. Tak peduli disebut cerewet, berisik, merepotkan, bahkan sialan.
Yang kutulis pun selalu sesuka hati, termasuk yang satu ini. Jadi, jika ada yang keberatan, aku tak mempermasalahkan.
Satu lagi,
Siapa pun yang mengetuk, pasti kubukakan pintu untuk masuk. Namun perihal ruang mana yang akan ditempati, itu hakku untuk memberi.
***
Lail, sekali ini saja kamu kujadikan tema. Jangan terlalu percaya diri jadinya!
Ingat tidak? Saat aku menelponmu di suatu pagi. Ketika bunyi 'tut...tut...' adalah rangsang yang diterima indera.
Sialan! Kita dipermainkan jaringan.
Kala itu aku sedang menikmati sepiring pasta paling murah di sebuah restaurant. Uangku tidak cukup, tapi aku lapar. Jadi harus makan sebelum pingsan.
Lalu, suatu ketika kita bertukar gambar. Katamu sudah lama tidak berpose dan yang dikirim adalah hasil jepretan beberapa tahun lalu.
Pantas wajahmu lucu, penipu!
Kamu tertawa, aku tahu itu.
Ayo mengaku!
Sesekali kita bertukar kabar, setelahnya entah apa yang dibicarakan. Aku lupa.
Namun, satu waktu, kalau tidak salah malam hari. Kamu mengirimku hasil jepretan tanganmu yang mengagumkan. Sungguh mengagumkan, sampai aku tertawa seperti orang keserupan.
Haha!
Katamu itu gambar saat berlangsungnya gerhana, ada planet mars yang nampak di atas sana.
Kamu pun memberi alasan mengapa gambarnya seperti demikian. Tidak terlihat seperti bulan, malah lebih mirip tahu bulat yang berdempetan. Atau mungkin bulannya memiliki jurus seribu bayangan.
Tetap tangguh, pembelaanmu masih utuh. Sementara gelak pada tawaku terus tumbuh.
Lail, kamu itu lucu!
Tadi aku sempat merindukanmu. Rasanya sudah lama kamu tidak mengganggu. Maksudku mengirim pesan untukku.
Dan sekarang aku sebal denganmu, enak saja mengnggapku fansmu.
Bukankah kamu yang sering mendatangiku?
Ah tidak, aku bercanda.
Jujurnya aku sedikit kehilangan tentangmu. Semua baik-baik saja kan? Atau ada aku yang diam-diam kamu rindukan?
Uhuk!
Itu bukan batuk, tapi sarine jika aku mengantuk.
Salam manis untukmu, Lail.
_
Bivisa
NOTE
Terimakasih kepada teman-taman yang telah mengirimkan naskahnya. Bagi teman lain yang berkenan mengirimkan naskah demi melengkapi blog kita ini dapat dikirimkan melalui:
email satukara.com@gmail.com
FB @khairulfikri.co,
WA. 085762407942
0 Response to "Salam Manis Untukmu Lail"
Post a Comment