Menunggu Maut atau Jodoh
*MENUNGGU; MAUT ATAU JODOH
Berlari-lari aku dalam mimpi yang tak jua menepi, menyusuri setiap jejak kaki di atas bumi.
Adakah pemilik hati?
Aku diam, menunggu hujan paling kejam. Membasuh semua luka yang lebam, lalu tamatlah bungkam.
Perihal jatuh cinta dan dibuat jatuh oleh cinta bukan satu atau dua kali, tapi berkali-kali.
Kadang, ada tanya yang terulang; Inikah bukti Tuhan sayang?
Begitu pedih dan tak ada ampun untuk tak bersedih.
Jodoh, sibuk menunggumu aku menjelma manusia bodoh. Hilang semua prasangka baik dan hanya menyisakan pelik.
Lupa jika dunia fana, tak selamanya ada, termasuk apa-apa yang di dalamnya.
Jadi, pantaskah aku mengeluhkan cinta yang belum juga tuntas? Bukankah semua diciptakan berpasang-pasangan?
Sementara tentang maut yang buas, mengingatnya aku malas. Padahal tentangnya adalah sebuah kepastian.
Tuhan, maafkan aku yang kerap tak tahu malu. Sok tahu pada semua ketetapanMu. MenyalahkanMu dalam kegagalanku dan merasa sebagai hamba paling asing di mataMu.
Jika berkenan, bantu aku berjalan terus ke depan. Meninggalkan luka yang menjadi beban, agar kutemukan kebahagiaan.
_
Bivista bersama Shofwah Hasanah Hasibuan
NOTE
Terimakasih kepada teman-taman yang telah mengirimkan naskahnya. Bagi teman lain yang berkenan mengirimkan naskah demi melengkapi blog kita ini dapat dikirimkan melalui:
email satukara.com@gmail.com
FB @khairulfikri.co,
WA. 085762407942
Masa sih
ReplyDeleteBenaran 😳
Delete