Bodohnya Jatuh Cinta
Bagaimana bisa aku tidak jatuh cinta? Sedangkan sayangmu begitu nyata.
Bahkan, ketika rindu dan kangen itu bercumbu, kamu masih kokoh menunggu. Tak pernah mendahului, sekali pun waktu untukku berkunjung tak memiliki pasti.
Aku berdiri di luar dengan sebuah alasan yang menuntut banyak sabar, sementara kamu diam di dalam sebab tak ingin mencipta lebam.
Lalu, apa yang harus kuragukan?
Bukankah hati yang utuh telah kamu serahkan?
Teruslah berusaha agar bisa menggapaiku, sebelum Tuhan mengambil salah satu.
Aku mencintaimu.
_
Katanya semakin jatuh cinta, semakin bodoh kita. Dan aku mulai berpikir untuk memberi ruang lebih syahdu pada rindu.
Tak banyak yang akan kuceritakan, pun manja-manja akan kusimpan.
Bukan, bukan aku meragukan. Hanya saja, perihal apa-apa yang akan terjadi tak bisa dijanjikan.
Lagi, pada waktunya; Dedauan akan gugur, pelangi akan menghambur, bahkan warna pada baju akan luntur.
Lalu, di mana letak abadi? Jika berakhir adalah pasti.
Dan ... tentang hati yang kamu titipkan, akan kujaga sebaik-baik yang bisa kulakukan.
Aku masih di sini, berdiri menunggu uluran tanganmu suatu hari.
_
Malam ini hujan, selain itu ada ayah dan ibu yang kurindukan, juga seseorang yang sedikit menyebalkan.
Aku sedang ingin bermanja, maksudku bercerita tentang kita. Aku dan dia.
Tapi dia sibuk rupanya, atau mungkin juga pura-pura sibuk seperti lelaki kebanyakan saat tidak mau diganggu oleh gadisnya.
Eh tunggu, apa barusan kataku? Gadisnya? Kalimat itu kutarik kembali, sungguh dia belum begitu kukenali.
Hanya mungkin perihal sayang jumlahnya tak terbilang.
Nah, bagian terakhir itu contoh gombalan, sayang.
Papparap
_
Bivista
NOTE
Terimakasih kepada teman-taman yang telah mengirimkan naskahnya. Bagi teman lain yang berkenan mengirimkan naskah demi melengkapi blog kita ini dapat dikirimkan melalui:
email satukara.com@gmail.com
FB @khairulfikri.co,
WA. 085762407942
0 Response to "Bodohnya Jatuh Cinta"
Post a Comment