Love You Sayma

Oleh : Izha Fiqhel

Patah hati, dua kata itu yang aku alami saat ini. Nyesek tak terkira. Menangis, tiapa kali teringat kenangan manis kami. Brengsek!

Lagi, aku membuat status alay di facebook. Gak ada tempat curhat. Cuma di medsos dan buku harian kucel, aku mencurahkan semua isi hati.

Ada beberapa komentar. Tak kutanggapi. Namun, tiba-tiba aku dikejutkan oleh salah satu komentar akun Erick Unyu.

"Curhat, Lu?"

"Jangan dibaca!"

"Ya, elu nge-share."

"Serah gue, tinggal dilewat. Kepooooo ...."
Tak ada balasan.

Erick Baskara, temanku saat SMP. Dia anak bungsu dari 3 bersaudara. Dulu, kami sangat dekat. Bukan sebagai pacar, just friend!

Karena aku tahu, ketertarikannya terhadap wanita, minus. Selama satu sekolah tak pernah aku tahu siapa pacarnya.

Langsung aku inbok, "Kemana aja, reseeee?"

"Preeeettt ...."

"Ish!"

"Desember, dateng ya, makan-makan di rumah gue."

"Ogah, di sini juga sering makan-makan."

"Sekalian ngucapin selamat."

Dahiku berkerut, jangan-jangan dia mau nikah. Hah? Tiba-tiba ada rasa aneh menyelinap dalam hati.

Dulu, aku memang pernah suka padanya. Gimana gak suka? Tampang oke, pinter, orang kaya, doyannya mepet-mepetin aku. Tiap hari dijajanin mulu. Baik banget pokoknya.

Tapi sayang, selama itu dia gak pernah bilang, I Love You. Yaaah ... aku cukup tau diri aja, secara aku ini galak, tomboy, bawel, cakep lagi. Eh!

"Selamat, buat apa?" tanyaku pura-pura gak ngerti.

"Selamat menempuh hidup baru, dong."

Degh!! Tuh, kan ... patah hati 2 kali. LENGKAP!

"Gue mau nikah. Biar gak diledekkin elu terus. Gantian pan, sekarang elu yang jones," ketiknya lagi.

"Eh, sembarangan! Gue bukan jones tapi single!" Aku pertegas.

"Serah lu deh! Eh, minggu kemaren gue ke rumah, elu nya malah gak ada. Udah diterima oleh-oleh dari gue?"

"Udeh, warnanya gue suka tapi gambarnya kagak! Apaan, hello kitty? Kek cewek aja."

"Sayma, elu tuh emang cewek ... dasar kuaci!"

"Dih, bodo amat. Sukro ...."

Cukup terhibur juga. Ada dia berasa ada temen ngobrol lagi. Aku curhat tentang yang kualami saat ini. Pengkhianatan Candra yang menghamili teman dekatku sendiri.
Gak terasa hampir dua jam kami chatt.

"Tidur sono, udah malem. Si mantan jangan dipikirin, jangan ditangisin."

Enak bener dia ngomong begitu, belom ngerasain.

"Belom ngantuk. Eh, kirim dong foto calon bini elu. Sapa namanya? Orang mana? Masih gres apa second? Buru, gue liat!"

"Original dong, masih gress, perawan tingtong!"

"Dih, tau dari mana lu? Kek udah nyobain aja. Buru mana? Gue pen liat."

"Sabar pemirsa ... November launching. Undangan masih dicetak."

"Nyebelin!"

Tak ada balasan. Aku baca ulang percakapan kami. Lucu sekaligus kangen. Tapi sayang belom jodoh.

***

Sejak malam itu, tidak ada lagi kabarnya. Sudah sebulan lebih. Besok masuk bulan Desember.

Aku kepoin profilnya. Terakhir update status pas Idul Fitri. Ucapan minal aidin wal faidzin. Aku lihat foto-fotonya, kebanyakan dia travelling ke luar negeri. Ah, horang kayah ... aku mah boro-boro ke luar negeri, piknik dalam kabupaten aja jarang banget.

Aku buang rasa gengsi, ingin menghubunginya duluan. Dari kemarin keinginan itu aku pendam. Tapi sekarang, udah gak tahan.

"Woy, Pak, Om, Abang, Kakek, Abah, tok-tok."

Aku lihat titik 3 bergoyang, yess!!

"Apa, baweeelll??"

"Mana, foto calon bini elu? Het dah!"

"Besok, gue mau ke rumah elu, nanti gue tunjukkin. Key? Udah jangan ganggu gue dulu. Lagi sibuk!"

Sialan!

Benar saja, keesokannya Erick datang. Pakaiannya casual. Kulitnya makin bule. Ada kumis tipisnya juga, like it! Hmmm ... sayang telat.

Dia duduk berhadapan denganku. Nyengir-nyengir gak jelas. Tak lama Bunda membawa dua gelas air minum di atas baki.

"Diminum airnya, Rick."

"Iya, Bun, makasih."

Bunda beranjak ke dapur. Erick pindah tempat duduk, duduk di sampingku. Mepet-mepet kek dulu.

"Ih, apaan sih lu? Jauhan sono ... inget, udah ada calon bini," kataku sambil mendorong dadanya.

"Katanya, pengen tau calon bini gue. Ini mau gue kasih tau."

Dia mengeluarkan handphonenya. Aduh, gue belom siap-siap lagi. Gimana nih, kalau air mata kagak bisa dibendung.

"Sini ... cepetan. Ayo, sini ...."

"Iya." Dengan kasar aku rebut gawainya. Mataku membulat. Melihat foto itu.

"I, ini calon bini, elu?" Tanyaku tak percaya. Erick mengangguk mantap.

Bener-bener sialan! Refleks tanganku memukul bahunya, namun ia mendekapku,

"Itu, kamu ...." lirihnya.

Aku rasakan kecupan hangat di puncak kepala.

"I love you, Sayma ...."

NOTE
Terimakasih kepada teman-taman yang telah mengirimkan naskahnya. Bagi teman lain yang berkenan mengirimkan naskah demi melengkapi blog kita ini dapat dikirimkan melalui:
email satukara.com@gmail.com
FB @khairulfikri.co,
WA. 085762407942

0 Response to "Love You Sayma"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel