Kita Akan Berbicara Tentang Cemburu

Sekarang hanya ada aku dan kamu, kita akan berbicara tentang cemburu.

Satu untukmu, dua untukku. Dua untukmu, empat untukku dan seterusnya begitu.

Tahu apa aku, jika ditanya tentang perjuanganmu untuk sosok itu?
Kuncup rindu yang mekarnya selalu, juga degup yang mengalun merdu.

Sebanding denganmu yang tak pernah mengerti, bahkan sekadar ingin pun tak terjadi. Ketika aku beralri-lari untuk menghampiri, tapi yang tertinggal darimu hanya sunyi.

Aku di sini, berdiri di bawah hujan yang tak henti. Basah menyeluruh dan dingin yang utuh.

Tidakkah kamu lihat? Hati yang tersayat-sayat? Bukan lagi air mata yang tersumbat, tapi hati pun ikut sekarat.

Aku cemburu, pada dia yang hadirnya selalu kamu tunggu.

Aku cemburu, pada dia yang nafasnya selalu kamu rindu.

Aku cemburu, pada dia yang menjadi doamu setiap waktu.

Coba raba hatimu, sayang. Barangkali ada yang hilang.

Nyatanya dengan atau tanpa sadar akulah satu-satunya yang tetap sabar menyayangimu, meski sering dibuat cemburu.

Sementara dia?
Dia tak pernah ada, dia hanya ilusimu saja.
Jikapun benar-benar nyata, kamu harusnya bahagia, bukan berjuang tanpa sesiapa.

Ya, kita sama.
Sama-sama bodoh karena cinta.

----

Bivisa

0 Response to "Kita Akan Berbicara Tentang Cemburu"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel