KEN Dan ALKA
KEN
Aku menghentak kaki, tidak terima dia pergi. Namun semua tetap terjadi dan aku dipaksa merelakannya lagi.
Tiga tahun tidak kurang aku menunggunya, dengan musim serupa, namun hujan dalam hatiku tak pernah reda.
[Bi, aku di bandara.] Isi sebuah pesan yang kuterima, entah harus bahagia atau apa? Yang jelas lelaki bermata teduh di sampingku sudah menguasai hati yang separuh.
[Temui aku di taman kota, kita bertemu di sana.] Pesan darinya lagi
Aku bisu, jemariku beku. Tak ada kata yang bertendeng di kepala, aku sangat ingin menemui Ken, tapi tidak enak dengan Alka.
"Kenapa?" Alka membuyarkan lamunanku
"Em, ini ... Ken kembali. Dia-"
"Temui saja," ucapnya seakan tahu apa yang ingin kukatakan
"Tapi-"
"Kenapa? Takut tidak bisa pulang?" Dipalingkannya wajah dariku, lalu tangannya mengacak rambut itu.
"Aku-"
Dia kembali menatap,
"Bi, sejak awal aku sudah memikirkan hal ini. Kamu sangat menyayanginya dan ketika dia kembali pasti hatimu ingin menerimanya lagi. Lakukan. Dan sebisa mungkin aku akan mengikhlaskan," Nampak kedua matanya memerah
Aku diam dengan perasaan kacau sekaligus risau. Ken atau Alka? Keduanya aku suka dan memiliki tempat istimewa.
Perihal luka yang Ken torehkan, mungkin itu bukan kesengajaan. Tapi kasih dan sayangnya Alka tentu karena sebuah alasan.
"Alka, aku harus bagai mana?"
Tanpa sadar air mataku menetes lebih dulu dari miliknya
Aku merindukan Ken, ingin bertemu dengannya. Tapi takut Alka pergi dan tidak akan kembali.
Tuhan, aku harus apa kali ini?
"Tanyakan pada hatimu, Bi. Kamu masih berharap padanya atau tidak? Jangan khawatir tentangku, semua akan baik-baik saja meski butuh waktu."
Lidahku kelu, hanya ada air mata yang menyerbu.
"Pikirkan saja pelan-pelan, jangan dipaksakan." Sebuah sapu tangan dia letakan digenggaman
Kutatap sosok itu, sosok yang kini berdiri di depanku
"Agar lebih mudah, aku akan pergi. Nanti hubungi saja jika ingin kuantar menemuinya," dia tersenyum, yang kutahu palsu
Dari sudut matanya cairan itu memaksa keluar
Tubuh Alka membelakangi, bermaksud pergi.
Ken, aku menyayanginya, rela menunggu tanpa dipinta. Aku juga mencintainya, sebab itulah selalu bisa menerima kembali setelah disakiti
Lalu Alka?
Dia segala, mengajariku menghapus air mata, menyembuhkan luka, sampai membuatku percaya dan kembali jatuh cinta.
Tanpa Ken aku sudah terbiasa, tapi menjalani hari tidak dengan Alka, apa aku bisa? Aku takut dan tidak mau mencoba
"Alka!"
Dia berbalik dan aku langsung menghambur ke peluknya.
_
Bivista
NOTE
Terimakasih kepada teman-taman yang telah mengirimkan naskahnya. Bagi teman lain yang berkenan mengirimkan naskah demi melengkapi blog kita ini dapat dikirimkan melalui:
email satukara.com@gmail.com
FB @khairulfikri.co,
WA. 085762407942
0 Response to "KEN Dan ALKA"
Post a Comment