Janda Laila

Oleh : Izha Fiqhel

Baru saja Laila menghadiri sidang terakhir perceraiannya dengan Doni. Lelah, itu yang ia rasakan. Lelah hati, pikiran dan fisik.

Selama lima tahun ia bertahan hanya karena cinta. Cinta berbalas dusta. Ya, Laila pun tahu itu. Doni sudah tidak mencintainya lagi!

Banyak pula gosip yang beredar kalau Doni sering kepergok bermesraan dengan wanita lain. Namun, semua berita itu tak Laila hiraukan. Selagi Doni tidak mentalaknya, dia tetap bertahan. Hingga akhirnya, Doni menceraikan Laila secara resmi. Ia pun pasrah.

"Hai, Laila ...." Sebuah sapaan menghentikkan langkahnya.

"Ngapain, kamu di sini?" tanya Laila. Semburat ketidaksukaan terlihat dari ke dua matanya yang memicing.

"Menunggumu. Seperti kataku dua tahun lalu, aku akan menunggu jandamu."

"Kampret!!"

Laila berlalu meninggalkan laki-laki yang memang telah lama mencintainya.

Salman Farisi. Dia adalah adik Sabrina teman kuliah Laila dulu. Laki-laki itu songong luar biasa. Padahal, sebelumnya Salman begitu baik dan sopan. Semenjak mengetahui Laila akan diceraikan, Salman menjadi lebih agresif dan tak memanggilnya Kakak lagi.

"Tunggu, Sayang ....!" panggil Salman, menarik lengan Laila.

Plak!!

Tangan halus Laila mendarat di pipi kirinya. Nafas Laila memburu. Salman meringis.

"Jangan panggil aku kaya gitu! Gak suka!" sergah Laila. Salman hanya tersenyum.

"Oke, aku minta maaf. Tapi, Laila ... aku benar-benar mencintaimu."

"Halaaah ... Bulshit!"

"Serius, Laila. Aku akan menunggumu sampai 40 hari, setelah itu kita menikah," tandasnya penuh percaya diri.

"Apa? 40 hari?"

"Iya, kan masa iddah habisnya 40 hari," jawabnya enteng.

Laila mengerutkan dahinya.

"Hahaha ... itu masa nifas. Lu kira gue abis lahiran?"

Yes, akhirnya dia tertawa.

"Iya, gitu?" tanya Salman pura-pura pilon.

"Iya, hahaha ...." tawanya masih berderai kemudian Laila mengatur nafas.

"Salman, kamu itu kan tiga tahun lebih muda dari pada aku. Mendingan, kamu cari wanita yang masih merah jambu, jangan yang ungu."

"Hmmm ... Merah jambu mungkin menarik, tapi, ungu lebih menggiurkan," ucap Salman mengerlingkan matanya, genit.

"Astaga, ish!" Gantian Salman yang tertawa.

"Ck,ck, ck, jandaku Laila ...." suara berat laki-laki lain. Laila dan Salman menoleh. Doni dan wanita seksi.

"Laila, kenalin nih, Siska calon istriku." Laila menyambut uluran tangan Siska.

"Kenalkan juga, Salman Farisi. Calon suami Laila."

Doni menelan ludah. Hati kecilnya tidak bisa memungkirinya, Salman memang lebih tampan dan lebih muda darinya.

"Oh, selamat deh."

"Terima kasih. Ayo, kita pulang. Mobil aku ada di sana." Salman melihat arloji mahalnya.

"Jam empat sore aku ada operasi. Pasien sudah menungguku," seru Salman, menyombongkan dìri. Itu bukan kebohongan, memang apa adanya. Dia seorang Dokter.

"Iya." Laila dan Salman meninggalkan Doni dengan kekasih barunya.

Malam harinya, pulang dari rumah sakit. Salman WhatsApp Laila.

'Lailaku, Malamku ....'

'Apa?'

'Kangen ....'

'Wew'

'Besok aku libur, jalan, yuk?'

'Ogah'

'9 pagi aku jemput.'

Mengingat Salman akan menjemputnya. Laila menulis sesuatu di atas selembar kertas. Dengan cepat ia menempelkan kertas itu di depan pintu rumah.

Suara klakson terdengar, itu pasti mobil Salman. Belum sempat jari Salman menekan bel, matanya tertuju pada kertas bertuliskan,

"AWAS  JANDA  GALAK"

Salman tersenyum, dan mengeluarkan gawainya. Mengirim pesan untuk Laila,

'Sebentar lagi, Janda galak itu menjadi jinak.'

NOTE
Terimakasih kepada teman-taman yang telah mengirimkan naskahnya. Bagi teman lain yang berkenan mengirimkan naskah demi melengkapi blog kita ini dapat dikirimkan melalui:
email satukara.com@gmail.com
FB @khairulfikri.co,
WA. 085762407942

0 Response to "Janda Laila"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel