Bagaimana bisa aku menyukai dua lelaki sekaligus?
MELODI
Oleh Bivisa
PLAK!!!
Sebuah tamparan mendarat sempurna, sakit.
Bagaimana bisa aku menyukai dua lelaki sekaligus? Sementara di jari manis sudah melingkar cincin dari Jiu. Apa aku gila? Atau mungkin hal ini memang selalu terjadi pada pasangan yang mau melangkah ke jenjang pernikahan? Semacam godaan.
Sial, hanya gelap yang menjadi jawaban.
Mentari mulai codong ke barat, langkah pun kupercepat meninggalkan taman kota tempat biasa aku menghilangkan penat.
TING! Satu pesan masuk, kubuka.
[Di mana? Aku di depan rumahmu.]
Untuk apa Jiu ke rumah di jam ini? Bukankah sudah kukatakan ayah selalu pulang larut? Di rumah tidak ada siapa-siapa.
Segera kubalas pesan singkatnya, memberitahu aku akan sampai setelah lima atau enam menit.
...
"Habiskan!" Jiu menyodorkan sebuah kotak berukuran sedang
"Ini apa?" Tanyaku menatapnya
Kami berdiri di depan pintu, tak ada niat untuk mengajaknya masuk. Itu melanggar etika.
"Daging panggang. Ibu membuatkannya untukmu, dia khawatir kamu tidak makan dengan baik. Ditambah malam ini ayah akan pulang terlambat."
Bagai mana dia tahu? Sementara aku tidak.
Buru-buru kurogoh ponsel dari dalam tas, membuka kunci, lalu memeriksa pesan yang masuk. Ternyata benar yang dikatakan Jiu. Apa aku tuli? Hingga lima pesan dari ayah tak terdengar notifnya.
Jiu melirik jam di tangan,
"Yasudah, aku pulang. Hati-hati, pastikan semua pintu dan jendela terkunci. Jika terjadi sesuatu segera hubungi aku. Mengerti?" Ditatapnya aku seperti anak kecil yang butuh perlindungan
Aku mengngguk, lalu dipuk-puknya kuncup kepala dengan senyum tipis. Ah, sungguh manis!
...
Nasi goreng dengan daging cincang adalah makan siangku hari ini. Di kantin berisik, banyak yang bergosip, bahkan pemer kemesraan.
Kupikir Jiu sedang sibuk dengan komputernya sekarang, atau mungkin juga sedang makan siang di restauran.
"Sami?"
Aku menoleh, Mouja!
Seketika degupku tak beraturan. Dia dua tingkat di atasku, kami saling mengenal karena kecerobohan. Waktu itu aku tidak sengaja menyenggol jus alpukatnya sampai tumpah pada baju dan celana Mouja. Yang membuatku kagum dia tidak marah sama sekali, hanya mengingatkan agar aku lebih hati-hati.
Sejak hari itu kantin menjadi tempat paling menyenangkan, meski hanya terkadang. Ya, Mouja hanya sesekali saja berkunjung. Katanya dia lebih suka membawa bekal dari rumah buatan ibu, lalu menikmatinya di taman belakang dan waktu istirahatnya yang tersisa dia habiskan di perpustakaan.
"Sore ini mau tidak mengunjungi panti bersamaku?"
"Aku-"
"Sudah ada janji?"
"Tidak. jam berapa?" Seulas senyuman kupaparkan untuk menutupi gugup
"Jam empat. Kirimkan alamat rumahmu, nanti kami jemput."
Kami? Itu artinya bukan hanya aku dan dia, tapi juga ada orang lain. Siapa?
Belum sempat aku bertanya dia sudah lebih dulu berpamitan dan sebagai seseorang yang bukan siapa-siapanya aku tidak pantas menahan.
...
Setelah Jiu mengiyakan untukku pergi ke panti, aku sibuk memilih baju dan akhirnya sebuah dress di bawah lutut dengan warna azure menjadi pilihan.
Tidak lama bel berbunyi, kupikir itu Mouja. Dengan langkah cepat aku menyambar tas selempang yang menggantung di belakanng pintu.
Saat membuka pintu yang kulihat pertama Kali adalah ...
(Bibi ngantuk)
_
NOTE
Terimakasih kepada teman-taman yang telah mengirimkan naskahnya. Bagi teman lain yang berkenan mengirimkan naskah demi melengkapi blog kita ini dapat dikirimkan melalui:
email satukara.com@gmail.com
FB @khairulfikri.co,
WA. 085762407942
0 Response to "Bagaimana bisa aku menyukai dua lelaki sekaligus?"
Post a Comment