Akan Kuceritakan Kisah Paling Indah

Pernah aku memintamu untuk mengingat tanggal di hari itu.

"Aku susah ingat," begitu jawabmu

Kupinta lagi, sampai akhirnya kamu menyanggupi.

Jadi, sekarang tanggal berapa, sayang? Kemarin sore tamu bulananku datang.

Dan tadi malam aku menelpon mamah, bapak juga sedang di rumah. Kita bercerita banyak, membuatku semakin yakin untuk beranjak.

Seperti katamu, aku sudah cukup dewasa untuk menentukan pilihan dan doaku; Semoga Tuhan memudahkan

Sayang, apa kamu kehilangan semangat? Kumohon jangan seperti itu, bukankah untuk bahagia harus disertai niat?

Jika letih dan sedihmu sebab pekerjaan, cobalah berpikir hal-hal yang menyenangkan. Seperti kita yang bisa menikmati hasilnya di masa depan, atau barang kali bayi-bayi mungil yang terjamin tidak akan kelaparan.

Tapi, jika sebabnya adalah aku. Maka mendekatlah, akan kuceritakan kisah paling indah. Di mana dua manusia mencoba menjadi satu, meski terpisah ruang dan waktu, sebut saja; Aku dan kamu.

I love you
_

I LOVE YOU

Berlari-lari aku dari hujan, meski suka tetap tak ingin kedinginan.

Kamu berdiri di sana, dengan sebuah payung azure yang sudah terbuka.

"Hey, kemarilah. Kuantar kamu pulang," ucapmu setengah berteriak, sambil melambai tangan ke arahku yang menatap sejenak.

Pikirku kamu bercanda, atau bahkan sekadar bersandiwara.

Namun, sebab aku yang tak juga beranjak. Akhirnya kakimu berontak, melewati genangan dan apa-apa yang terbawa arus hujan.

"Kita tidak saling mengenal," aku mundur satu langkah darimu, keluar dari atap buatan itu.

"Tuhan tidak pernah keliru untuk sebuah temu. Jika bukan untuk berteman atau bermusuhan, bisa jadi untuk tidak saling meninggalkan." lengkung sabit menggantung di wajahmu

"Begitu, ya?"

Aku gugup, menatapmu lebih lama pun tak sanggup.

"Menurutmu?" Kamu balik bertanya

"Antarkan aku pulang, nanti kubuatkan kopi untukmu sebagai gantinya." Kualihkan pembicaraan

Senyummu semakin menjadi namun, tak ada pertanyaan yang terlempar lagi.

Kita berjalan beriringan, didekatmu aku begitu nyaman.

Kamu tak banyak bicara, seakan paham jika aku terlalu sungkan untuk memberi tanggapan. Atau barang kali, dalam hal semacam ini kamu sudah berpengalaman.

Waktu tak pernah menunggu, semua berjalan tanpa ada permintaan.

Kita semakin dekat, lebih dekat dan selalu dekat.

Aku terpikat, kamu mengikat.

Dan benar katamu, Tuhan tidak pernah keliru untuk sebuah temu.

Aku pun semakin yakin jika Tuhan punya alasan, mengapa kita dipertemukan.

Untuk saling cinta-mencintai dan kasih-mengasihi.
Iya 'kan?

Semoga ...
_
Bivisa

0 Response to "Akan Kuceritakan Kisah Paling Indah"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel