KAMIS MANIS 2

Apa lagi yang harus kuceritakan? 
Ketika semua belum mengalami perubahan.

Mungkin aku di sini tanpa sesiapa, 
tapi ada mereka yang selalu bisa kuajak bicara, juga berbagi cerita.

Kadang ingin pulang, 
menuntaskan semua rindu pada yang tersayang. 
Tapi selalu diam, 
memilih bungkam dengan semua lebam.

Ada rupa-rupa rasa yang menggelora, 
membuat setengah gila, bahkan hampir putus asa. 
Beruntung celotehan mungil yang tak jarang membosankan tiada henti bersua.

Untuk sebagian orang yang tak tahu cerita sebenarnya, 
pasti hanya menganggap luka seseorang sebatas drama, 
lalu ditanggapi tawa.

Wajar, karena perihal hati hanya yang dititipi yang mengerti.

Seperti embun yang terlihat bodoh sekali, 
sebab pada mentari membiarkan dirinya mati. 
Padahal mungkin saja dia dan Tuhan sudah memiliki perjanjian, 
semisal kapan waktunya pergi dan kembali.

Masing-masing orang memiliki masalah, 
juga masa-masa indah. 
Bergilir tabah dan ingin menyerah.

Namun, Tuhan lebih tahu, apapun itu.

Aku, kamu, kita.
Hanya harus mau berdoa, 
berusaha dan mencoba untuk tetap baik-baik saja.

Perihal patah hati, 
kehilangan, 
bahkan kebutuhan bertubi-tubi yang tak tercukupi tiada lain Tuhan ingin kita lebih dekat lagi.

Sementara tawa, 
cinta dan apa-apa yang bersifat bahagia adalah penyadar diri. 
Tuhan baik dengan semua nikmatnya dan Maha membolak-balik segala.

Hah! Kamis manis.
Aku ingin tersenyum hari ini, 
bukan dibuat menangis. 
Seadainya aku dan kamu ditakdirkan tak sebaris, 
Tuhan pasti sudah menyiapkan halaman untukku bersama seseorang yang semoga berkepribadian agamis.
_
Kerlip Bivisa
Baca juga puisi-puisi Kerlip Bivista lainnya di sini: Puisi-Prosa Bivisa

0 Response to "KAMIS MANIS 2"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel