JANUARI KELIMA

Perihal hujan, 
jika diceritakan tak akan berkesudahan. 
Terdapat rindu, 
ragu dan mimpi-mimpi yang gebu.

Lalu, tentangmu yang kutinggal di waktu itu. 
Tidakkah lapuk bersama pilu? 
Atau setidaknya menyatu dengan debu.

Aku lelah terus menengok ke belakang, 
berharap kau mengajak pulang. 
Atau barang kali hanya sekadar mengulang apa-apa yang telah hilang.

Bukan tak ingin, 
bahkan begitu sering aku meng-amin. 
Hilangkan rasaku, 
lupakan sosokmu dan berlari, 
lalu sembunyi dalam hati seseorang yang baru.

Namun, apa daya? 
Aku selalu merindu dada bidangmu yang dipenuhi cinta; 
untukku, meski dulu.

Sekarang biarkan aku menangis, 
agar sakit di sini terkikis. 
Biarkan aku tersedu, 
agar nyeri di sini tak sebegitu.

Aku rindu,

Baik-baik sajakah kau? 
Kuharap tidak kacau.

Percayalah, doaku masih sama; 
Semoga Tuhan, 
menjaga hati dan jasadmu di sana.
_
***

0 Response to "JANUARI KELIMA"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel