Full Album KANTATA TAKWA (1990) - Iwan Fals
KANTATA TAKWA (1990)
Menyusul sukses album Swami, ambisi Setiawan Djodi dalam musik semakin meluap. Didukung musisi dari Swami ditambah dengan WS.Rendra dan Kelompok Bengkel Teater juga Jocky S., Djodi membentuk band baru lagi yang bernama Kantata Takwa. Vokalis utama tetap Iwan Fals. Album perdana ini dikerjakan lebih gila lagi dari album lainnya, konsep musik yang fenomenal dan megah mengantarkan grup ini menjadi grup papan atas yang tidak ada bandingannya. Album ini benar-benar hebat dan menjadi album paling dicari saat itu. Mungkin kita masih ingat bagaimana ratusan orang sampai harus antri di toko-toko kaset hanya untuk membeli kaset ini. Konsep musik dan seni yang fenomenal ini tidak lepas dari kerjasama yang kompak, Iwan menyanyikan lagu yang liriknya sangat puitis yang sebagian dikerjakan oleh Rendra dengan semangat totalitas yang tinggi, dipadu dengan musik yang jelas bukan kerjaan pemusik kacangan. Konser-konser Kantata yang digelar sampai membludak penontonnya. Airo Records meraup keuntungan yang luar biasa dari proyek ini. Dan lagi-lagi Iwan Fals lah yang memegang peranan utama. (iwanfalsmania.wordpress.com)
Sampai saat ini album ini belum ada tandingannya dan tidak ada yang bisa menyamai baik dalam lagu maupun liriknya.
Lagu pada album ini adalah ‘Kantata Takwa’, ‘Kesaksian’, ‘Orang Orang Kalah’, ‘Paman Doblang’, ‘Balada Pengangguran’, ‘Nocturno’, ‘Gelisah’, ‘Rajawali’, ‘Air Mata’, ‘Sang Petualang’.
Lirik
Kantata Takwa
Malam khusuk menelan tahajjudku
Lidah halilintar menjilat batinku
Mentari dan cakrawala kenyataan hidup
Hanya padaMulah kekuasaan kekal
Ingatlah Allah yang menciptakan
Allah tempatku berpegang dan bertawakal
Allah maha tinggi dan maha esa
Allah maha lembut
Lindungilah dari ganas dan serakah
Lindungilah aku dari setan kehidupan
Berikan mentariMu sinar takwa
Ya ampunilah dosa
Gerhana matahari kuasaMu
Bumi langit manusia ciptaanMu
Hari kiamat ada di tanganMu
Aku bersujud
Kesaksian
Aku mendengar suara
Jerit makhluk terluka
Luka, luka
Hidupnya
Luka
Orang memanah rembulan
Burung sirna sarangnya
Sirna, sirna
Hidup redup
Alam semesta
Luka
Banyak orang
Hilang nafkahnya
Aku bernyanyi
Menjadi saksi
Banyak orang
Dirampas haknya
Aku bernyanyi
Menjadi saksi
Mereka
Dihinakan
Tanpa daya
Ya, tanpa daya
Terbiasa hidup
Sangsi
Orang-orang
Harus dibangunkan
Aku bernyanyi
Menjadi saksi
Kenyataan
Harus dikabarkan
Aku bernyanyi
Menjadi saksi
Lagu ini
Jeritan jiwa
Hidup bersama
Harus dijaga
Lagu ini
Harapan sukma
Hidup yang layak
Harus dibela
Orang Orang Kalah
Malam khusuk menelan tahajjudku
Lidah halilintar menjilat batinku
Mentari dan cakrawala kenyataan hidup
Hanya padaMulah kekuasaan kekal
Ingatlah Allah yang menciptakan
Allah tempatku berpegang dan bertawakal
Allah maha tinggi dan maha esa
Allah maha lembut
Lindungilah dari ganas dan serakah
Lindungilah aku dari setan kehidupan
Berikan mentariMu sinar takwa
Ya ampunilah dosa
Gerhana matahari kuasaMu
Bumi langit manusia ciptaanMu
Hari kiamat ada di tanganMu
Aku bersujudAku rasa hidup tanpa jiwa
Orang yang miskin ataupun kaya
Sama ganasnya terhadap harta
Bagai binatang didalam rimba
Kini pikiranku kedodoran
Dilanda permainan yang brutal
Aku dengar denyut kesadaran
Tanganku capek mengetuk pintu
Sialan
Sialan
Jaman edan tanpa kewajaran
Gambar iklan jadi impian
Akal sehat malah dikeluhkan
Monyet sinting minta persenan
Sialan
Sogokan
Sialan
Sogokan
Aku panggil kamu jiwaku
Kugapai kamu dikegelapan
Jadilah kamu bintangku
Jadilah kamu samuraiku
Sialan
Sogokan
Godaan
Sialan
Sogokan
Godaan
Sialan
Godaan
Sialan!Malam yang gelap mencekik bumi
Anjing menggonggong bayi merintih
Orang dipaksa saling memojokkan
Buta langkah buta mata hatinya
Hati yang menganga
Kosong tak berdarah
Tidak bercahaya
Manusia sembunyi dibalik wajahnya
Kata kata suci berubah makna
Hukum rimba telah menjadi dewa
Siapa kalah terkubur hidupnya
Mayat mayat hidup
Sumbang suaranya
Dimana tempatnya
Mereka yang telah kalah
Terkapar tak berdaya
Mencoba mengucap doa
Berserakan dijalan menjadi srigala
Orang kalah
Jangan dihina
Dengan cinta
Kita bangunkan
Dikamar aku berkaca
Tampak wajah yang asing
Mentertawakanku
Aku terdiam
Aku merasa
Pernah juga kalah
Siang yang kering terasa menyiksa
Hati yang kering terlunta lunta
Hentikan caci maki tak berguna
Dimata tuhan kita tak berbeda
Dengarlah suara
Mengajak kita
Berbagi duka
Mereka yang pernah kalah
Belum tentu menyerah
Memang jangan menyerah
Masih banyak lagi yang bisa dikerjakan
Orang kalah
Jangan dihina
Dengan cinta
Kita bangunkan
Dikamar aku berkaca
Tampak wajah yang asing
Mentertawakanku
Aku terdiam
Aku merasa
Aku terdiam
Aku terdiam
Aku terdiam
Aku terdiam
Aku merasa
Pernah juga kalah
Paman Doblang
Paman Doblang paman Doblang
Mereka masukkan kamu kedalam sel yang gelap
Tanpa lampu tanpa lubang cahaya
Oh pengap
Ada hawa tak ada angkasa (terkucil)
Temanmu beratus ratus nyamuk semata (terkunci)
Tak tahu kapan pintu akan terbuka
Kamu tak tahu dimana berada
Paman Doblang paman Doblang
Apa katamu?
(Ketika haus aku minum air dari kaleng karatan
Sambil bersila aku mengarungi waktu
Lepas dari jam, hari dan bulan Aku dipeluk oleh wibawa)
Tidak berbentuk, tidak berupa, tidak bernama
Aku istirahat disini
Tenaga gaib memupuk jiwaku
Paman Doblang paman Doblang
Di setiap jalan menghadang mastodon dan srigala
Kamu terkurung dalam lingkaran
Para pangeran meludahi kamu dari kereta kencana
Kaki kamu dirantai kebatang karang
Kamu dikutuk dan disalahkan tanpa pengadilan
Paman Doblang paman Doblang
Bubur di piring timah didorong dengan kaki kedepanmu
Paman Doblang paman Doblang
Apa katamu
Kesadaran adalah matahari
Adalah matahari adalah matahari
Kesabaran adalah bumi
Adalah bumi adalah bumi
Keberanian menjadi cakrawala
Menjadi cakrawala menjadi cakrawala
Dan perjuangan
Adalah pelaksanaan kata kata
Adalah pelaksanaan kata kata
Kesadaran adalah matahari
Adalah matahari adalah matahari
Paman Doblang paman Doblang
Apa katamu
Balada Pengangguran
O, apa jadinya
E, ini apa
O, apa jadinya
E, aku lesu
Dibolak balik dinalar nalar
Tanpa logika oh ya
Diraba raba diterka terka
Tidak terduga oh ya
Misteri ijazah tidak ada gunanya
Ketekunan tidak ada artinya
Pembangunan oh
Pengangguran ya
Ya ha ha ha
Oh ya
Penerangan oh
Kegelapan ya
Putus asa oh ya
Oh ya o
Akan merampok takut penjara
Menyanyi tidak bisa
Bunuh diri ku takut neraka
Menangis tidak bisa
Kaki lima oh
Kaki lima ya
Kaki lima oh
Oh ya
Makan debu huh
Makan debu iya
Ya janji palsu
Oh ya
Dibolak balik dinalar nalar
Tanpa logika oh ya
Diraba raba diterka terka
Tidak terduga oh ya
Menghutang lalu lagi menghutang
Tahu tahu menipu
Pembangunan oh
Pengangguran ya
Pengangguran oh
Oh ya
Penyuluhan oh
Kegelapan ya
Putus asa oh
Oh ya
Menghutang lalu lagi menghutang
Tahu tahu menipu
Pembangunan oh
Pengangguran ya
Pengangguran oh
Oh ya
Menghutang lalu lagi menghutang
Tahu tahu menipu
Penyuluhan oh
Kegelapan ya
Putus asa oh
Oh ya
Menghutang lalu lagi menghutang
Tahu tahu menipu
Pembangunan oh
Pengangguran ya
Pengangguran oh
Oh ya
Menghutang lalu lagi menghutang
Tahu tahu menipu
Nocturno
Aku rasa hidup tanpa jiwa
Orang yang miskin ataupun kaya
Sama ganasnya terhadap harta
Bagai binatang didalam rimba
Kini pikiranku kedodoran
Dilanda permainan yang brutal
Aku dengar denyut kesadaran
Tanganku capek mengetuk pintu
Sialan!
Sialan!
Jaman edan tanpa kewajaran
Gambar iklan jadi impian
Akal sehat malah dikeluhkan
Monyet sinting minta persenan
Sialan!
Sogokan!
Sialan!
Sogokan!
Aku panggil kamu jiwaku
Kugapai kamu dikegelapan
Jadilah kamu bintangku
Jadilah kamu samuraiku
Sialan!
Sogokan!
Godaan!
Sialan!
Sogokan!
Godaan!
Sialan!
Godaan!
Sialan!
Gelisah
Anak muda di ujung jalan
Petik gitar jilati malam
Mata merah hatinya berdarah
Sebab apa tiada yang mau tahu
Pada kelelawar ia mengadu
Pada lampu-lampu jalan sandarkan angan
Pada nada-nada lontarkan marah
Pada alam raya ia berterus terang
Aku gelisah
Orang tua di remang-remang
Cari teman hamburkan uang
Senyum ramah tak ada di rumah
Sebab apa tiada yang mau tau
Pada kelelawar ia mengadu
Pada lampu-lampu jalan sandarkan angan
Pada nada-nada lontarkan marah
Pada alam raya ia berterus terang
Aku gelisah
Gelisah jiwa bagai prahara
Orang muda, orang tua
Penuh amarah membabi buta
Gelisah hidup penjara dunia
Padang gelisah panas membara
Hutan gelisah membakar hidup
Gelisah langit, muntahkan badai
Kebimbangan lahirkan gelisah
Jiwa gelisah bagai halilintar
Aku gelisah, aku gelisah
Aku gelisah
Orang-orang saling bertengkar
Untuk apa bukan soal lagi
Keserakahan sudah menjadi nabi
Kekusaan adalah jalan keluar
Pada kelelawar ia mengadu
Pada lampu-lampu jalan sandarkan angan
Pada nada-nada lontarkan marah
Pada alam raya ia berterus terang
Aku gelisah
Orang muda penuh luka
Terkoyak nasib, tertikam gelisah
Membalik hidup, menerkam nasib
Gelisah badai, gelisah tidur
Lingkaran gelisah, lingkaran setan
Menggelinding datang dan pergi
Di ujung jalan membaca hidup
Adakah orang tidak gelisah
Aku gelisah, aku gelisah
Aku gelisah
Rajawali
Satu sangkar dari besi
Rantai kasar pada hati
Tidak merubah rajawali
Menjadi burung nuri
Rajawali
Rajawali
Satu luka perasaan
Maki puji dan hinaan
Tidak merubah sang jagoan
Menjadi makhluk picisan
Rajawali
Rajawali
Rajawali
Rajawali
Burung sakti diangkasa
Lambang jiwa yang merdeka
Pembela kaum yang papa
Penggugah jiwa lara
Rajawali
Rajawali
Rajawali
Rajawali
Jiwa anggun teman sepi
Jiwa gagah pasti diri
Sejati
Bertahan pada godaan
Prahara atau topan
Keberanian
Setia kepada budi
Setia pada janji
Kegagahan
Menembus kabut malam
Menguak cadar fajar
Mendatangi matahari
Memberi inspirasi
Mendaki
Mendaki
Meninggi
Meninggi
Bersemi
Bersemi
Mendaki
Mendaki
Air Mata
Disini kita bicara
Dengan hati telanjang
Lepaslah belenggu
Sesungguhnya lepaslah
Sesuatu yang hilang
Sudah kita temukan
Walau mimpi ternyata
Kata hati nyatanya
Bagaimanapun aku harus kembali
Walau berat aku rasa kau mengerti
Simpanlah rindumu jadikan telaga
Agar tak usai mimpi panjang ini
Air mata nyatanya
Sampai berapa lama
Kita akan bertahan
Bukan soal untuk dibicarakan
Mengalirlah
Mengalirlah
Mengalirlah
Sang Petualang
Laut biru begitu lapang
Dan gelombang menghalau bosan
Petualang bergerak tenang
Melihat diri untuk pergi lagi
Ya sejenak hanya sejenak
Ia membelai semua luka
Yang sekejap hanya sekejap
Ia merintih pada samudera
Sebebas camar engkau berteriak
Setabah nelayan menembus badai
Seikhlas karang menunggu ombak
Seperti lautan engkau bersikap
Petualang merasa sunyi
Sendiri di hitam hari
Petualang jatuh terkapar
Namun semangatnya masih berkobar
Petualang merasa sepi / merasa sunyi
Sendiri dikelam hari
Petualang jatuh terkulai
Namun semangatnya bagai matahari
Sebebas camar engkau berteriak
Setabah nelayan menembus badai
Seikhlas karang menunggu ombak
Seperti lautan engkau bersikap
Ya sang petualang terjaga
Ya sang petualang bergerak
Ya sang petualang terkapar
Ya sang petualang sendiri
0 Response to "Full Album KANTATA TAKWA (1990) - Iwan Fals"
Post a Comment