Telah Lupa
Degup meletup-letup, seiring kekata manis yang kamu bingkis.
Aku terpaku dalam lagu cinta yang diputar tanpa jeda. Meninabobokan semua luka, hanya bahagia.
Lalu, kamu jadikan nada itu seperti jeritan iblis. Mencipta tangis, seiring kisahku yang kamu buat dramatis.
Kasih sayang dan rindu berkecamuk menjelma racun di ulu hati. Tak ada ampun untuk pergi, kecuali mati.
Aku dibiarkan jatuh sendirian, dalam gelap meraba-raba harapan.
Masihkan aku bersama Tuhan? Sebab kamu yang kuanggap penuntun jalan, raib bersama kepalsuan.
Aku tak pernah menyesal mengenalmu, hanya merasa bodoh ketika mengingat tentang hati yang kutitipkan dulu.
Tidakkah aku berlebihan? Atau barangkali ketidaktegasanmu yang terlalu menyedihkan.
Aku sempat terpuruk dan berkeinginan untuk mengamuk, bukan pada dunia, tapi pada diri yang mudah menggila.
Percayaku padamu sia-sia, mimpi-mimpi indah binasa dan aku tanpamu bukan apa-apa.
Beruntung Tuhan berbaik hati padaku, hingga luka yang menganga Dia berikan obatnya. Sebuah tawa yang tak pernah habis oleh usia.
Sekarang aku sudah mulai lupa dan tak berniat untuk mengingatnya.
Biar semua tentang kita lebur bersama malam, tak perlu ada yang tahu jika rasaku padamu pernah begitu dalam.
Aku baik-baik saja dan percaya; Satu di antara milyaran lelaki di bumi Tuhan ciptakan untuk menjadi imamku suatu hari
_
Bivisa
NOTE
Terimakasih kepada teman-taman yang telah mengirimkan naskahnya. Bagi teman lain yang berkenan mengirimkan naskah demi melengkapi blog kita ini dapat dikirimkan melalui:
email satukara.com@gmail.com
FB @khairulfikri.co,
WA. 085762407942
0 Response to "Telah Lupa"
Post a Comment