Sisa Hujan
Oleh Bivisa
Detik yang kesekian aku merindu sendirian, diam menikmati nyanyian hujan.
Kenangan berjatuhan, juga mimpi-mimpi tentang masa depan.
Akankah kita disatukan? Sementara jarak jauhnya tak terhitungkan.
Akankah kita direstui? Sementara perbedaan tak bisa lagi terdefinisi.
Aku menemui Tuhan ratusan kali, dengan permohonan yang masih sama; Hati
Namun, masih saja tak ada perubahan. Kamu sibuk dengan duniamu, sementara aku terlalu abai sebab menunggumu.
Boleh aku mundur beberapa langakah? Biar gerakmu leluasa, tanpa jeda.
Boleh aku menerima sosok baru? Agar waktumu tak perlu kamu bagi padaku.
Hening...
Rinainya berhenti, hanya sisa hujan yang tertinggal di sini. Serupa rasamu yang perlahan memudar, seiring hilangnya kabar.
Jadi, apa aku tak lagi berarti? Atau barangkali ini hanyalah sifat kekanakan yang tak bisa kumengerti.
Aku pergi, jangan mencari.
_
***
0 Response to "Sisa Hujan"
Post a Comment