Puisi Sajak Hujan


Jangan pernah jatuh cinta saat hujan. Karena ketika besok lusa kamu patah-hati, setiap kali hujan turun, kamu akan terkenang dengan kejadian menyakitkan itu. Saat orang lain bahagia menatap hujan, kamu justru nelangsa sedih melihat keluar jendela.
- Tere Liye
---
Hujan bersamamu

Kata orang hujan selalu membawa kenangan.
Aku pun sempat berpikir sama dengan mereka.
Namun berubah dalam sekejap mata.
Ketika aku melewati hujan denganmu.

Hujan yang turun membasahi bumi yang merindu.
Memaksa aku untuk berteduh.
Iya, berteduh dirumahmu.

Kamu menawarkan aku secangkir teh hangat.
;Mas kamu mau teh hangat?
Aku jawab; boleh jika tidak merepotkan.

Tak lama kamu datang bersama apa yang tawarkan.
Menaruhnya diatas meja lalu tersenyum.
;Silahkan diminum mas.
Ternyata bukan hanya teh hangat saat itu yang kamu tawarkan, namun juga cinta.

Hujan berlalu, dan aku kembali untuk pulang.
Melanjutkan perjalananku, menyusuri malamku.
Dan lucu..
Sesampainya dirumah aku tidak bisa terlelap.

Rupanya, hujan sudah membawamu kedalam pikiranku.
Membawaku untuk melamunkanmu.

Aku berubah pemikiran.
Hujan tak selamanya membawa kenangan tentang mantan.
Karena saat hujan turun, aku jatuh cinta.
Padamu..

Kini setiap kali hujan turun.
Aku selalu jatuh cinta.
Kepadamu yang kini menjadi kekasihku.
Terima kasih sudah mengajakku berteduh.

Aji Pamoro
Tegal, 31 Juli 2020

---o0o---

Bandung, 19 Juli 2020
Judul : Hujan temanku
Oleh : Bara Tariksa

Hujan. Kini kita bersama lagi.
Menaiki angan bersama melalui rintik yang jatuh di muka bumi.
Kenangan selalu saja mampir tanpa permisi.
Hujan? Bagaimana kenangan ini tuk pergi?

Ada luka serta bahagia di sana.
Saat ku ingat hangat dekapan dia hingga membungkus jiwa.
Ku sangka dialah pelipur hati.
Buktinya dia pula menusukku dengan belati.

Rintik bercampur linang di pipiku.
Hujan? Aku tak tahan jika harus diam dan membisu.
Ingin ku berteriak sehingga angkasa mendengar segala keluhku.
Tetapi hujan, kamu malah semakin menderaskan segala rasaku.

Hujan temanku? Hanya ini kisah yang sempat ku bagi.
Terima kasih telah mau mendengar curahan diri ini.
Aku tau selepas ini kamu pergi dan menghadirkan pelangi.
Maka aku pun sama, ingin mengukir kembali hati untuk mewarnai hari.
Jika memang menurutmu dia tidak cocok untukku.
Alhasil ku cari kembali siapa yang telah menjadi takdirku.
- Bara Tariksa

---o0o---

Hujan yang turun hari ini, aku merasa dingin lebih dari biasanya.

"Meja 02"

Ya, itulah nomor kursi yang biasa aku tempati di tempat biasa aku menikmati kopi.

Hujan kali ini, terpaksa membuatku berhenti. Dan kunikmati hujan hari ini.

Di tengah lebatnya hujan yang turun, kulihat sebuah pelangi yang telah banyak berubah di seberang jalan.

"Kuhembuskan asap yang kutarik, tak peduli orang-orang disampingku mengalami batuk"

Rupanya, gayamu menyandarkan kepala di bahu lelaki yang berada di sampingmu itu, sama seperti dirimu yang waktu itu tengah bersandar di bahuku saat kita berteduh di tempat ini.

Di kursi ini.
Jauh hari dari hari ini di kemarin hari.

Dan aku tersenyum.
Melihatmu yang tertegun karena mendapatiku yang sedang memperhatikanmu dari kejauhan.

Hujan dan mendung, memang tarkadang berdekatan. Dan tak dapat dipisahkan.

Layaknya dirimu dan dia.
Dan aku yang jatuh berkali-kali.

Nero_
- Cold

---o0o---

Judul : Hujan Februari
Karya : Dhany.Tabais

Hitam pekat warna langit sore itu
Polosnya wajahmu terlihat pucat dan lesu
Tubuhmu dibasahi hujan bulan Februari
Menggigil kedinginan dalam dekapku

Saat jemariku menyeka tetes hujan pada keningmu
"Terima kasih, sayang," keluarlah kalimat itu dari bibirmu nan polos
Serasa semesta bulan Februari saat itu begitu baik padaku
Dengan sengaja menahanmu di sudut kantin demi aku

Pada dinding penyeka tatapan kita terpaut membisu
Hanya rintik hujan yang bising namun terdengar merdu
Derasnya hujan Februari diwarnai kisah tulus nan lugu
Irama detak jantung kita sepakat riang tanpa sendu

Maafkan aku yang tak baik-baik ketika menulis tentang ini
Bukan untuk mengusik hidupmu yang telah bahagia kini
Hanya sekedar pengingat untukmu dan diriku sendiri
Bahwa kita pernah bersama kala hujan Februari

Kupang, Nusa Tenggara Timur
23 Februari 2020
- Dhany Tabais

---o0o---

HUJAN BULAN JUNI

Gemuruh angin di luar sana
Kilat meyambar dengan dasyat
Tetesan itu mulai turun
Perlahan namun pasti
Setiap genangan yang tercipta,
Menimbulkan seceruk luka
Yang belum kutemukan penawarnya

Hujan bulan juni,
Bawalah aku dalam sebuah kenangan indah
Jangan biarkan aku mengingat jatuhnya air mataku
Hujan, bawalah aku ke dalam dekapanmu
Temani aku dan ajari aku
Agar aku kuat meski jatuh berkali kali

Hujan bulan juni,
Temani aku menari di bawah dinginnya airmu
Biarlah aku melepas segala beban hati ini
Biarlah aku berteman dengan petirmu itu
Agar aku bisa menghargai bagaimana rasanya sakit dan terluka

Hujan, sampaikan padanya yang telah pergi
Bahwa aku, sudah bahagia disini
Tanpa dirimu, tanpa senyummu, tanpa pelukanmu
Sampaikan padanya, aku sudah tak mengharapkannya kembali
Meskipun rindu kerap datang menghantui
Malamku yang terasa sunyi

Kebasen, 02 Juni 2020
- Coretan Sajak

---o0o---

PUISI HUJAN
Kolaborasi Khairul Fikri-Jagat Prastya-Veradina Rahmawati

Andai bisa aku berkaca pada langit mendung, mungkin aku orang paling bodoh. Mencari
wajahku di hadapan batu.
Dan aku makin terjerumus dalam keadan bodoh ini, menanti pelangi di bawah rembulan

Sedangkan hujan tak jua turun
Bagaimana mungkin aku harapkan pelangi hadir setelah titik embun di gersang hatiku
Barangkali dari derasnya air mata bisa hadirkan pelangi

Lupakah kau, bahkan gersang pun masih menyisakan embun di ujung daun ...? Lalu
mengapa harus tak percaya jika hujan 'kan datang membasahi kering hatimu

Bisa saja hujan turun, bahkan lebih deras dari yang kuharapkan
Saat tiba waktunya, mungkin aku hanya bisa menyesali
"Kenapa terlambat?"

Hujan tak pernah terlambat, rinai paham takdirnya selalu tepat. Lapangkan hatimu
untuk menunggunya, karena waktu tak pernah ingkar janji



Pecah

Irama hujan hari ini terdengar pilu
Setiap tetesnya mendengungkan nada sendu
Menyayat hingga relung kalbu
Membatu dalam bisu
Dan tanpa babibu
Ada hujan lain yang turun di bawah hujan

Kleine Stadt, 3 Mei 2020

-KG-
- Uni Fardila

---o0o---

[26 H] Hujan Bulan Juni - Puisi

Aroma kembang waktu itu dalam senja terbenam
Hujan memihak dirimu bersemayam
Rintiknya menjelaskan wajah bergumam
Tanah basah menutupi jejak yang dalam

Dedaunan nan elok terseduh embun
Lampu jalan temaram sinar katun
Dua sejoli asyik berpelukan
Bersama kendaraan yang melaju perlahan

Jelas benar rintik hujan bersamamu
Menjadi pemisah saat temu
Bertukar air mata semu
Hujan menyelimutimu

Rambut terurai ditepis angin
Malam gelap berlapis dingin
Seharusnya itu bukan sebuah pengantar pulang
Namun perpisahan yang terselenggara datang

Esok tak lagi spesial dipagi hari
Merakit mimpi menjemput mentari
Senyuman mengeruk
Mimik wajah dan perasaan yang buruk

Semua tiada embun dibawah cahaya
Jingga terlelap oleh bahaya
Pelangi penuh tanda tanya
Dan kita, kita tak lagi selamanya.
- Pattimura Puitis

---o0o---

Hujan Sore Ini

Hujan sore ini, seperti menyanyikan sebuah lagu. Tentang kenangan dan waktu, yang tak pernah tua, dalam pikiranku.

Aku menemukanmu pada suara rintiknya yang mengambang di udara senja. Segala yang tak nyata, seakan begitu nyata, menyayat dada.

Pada akhirnya hujan sore ini pun akan pergi, seperti halnya kamu. Tapi di hatiku, kamu akan terus menetap di dalamnya.

~ MJ
- Mahesa Jenar

---o0o---

Serupa hujan

Serupa hujan; rintikku menyanggupi jatuh ribuan kali menghantam kerasnya karang sikap diammu, walau tiada berbekas tiada berbalas.

Serupa hujan; aku menginginkan membasah di keringnya senyummu, meramu sejuta indahnya impian layaknya kumbang menanti musim semi.

Serupa hujan; cintaku datang mengalir di hatimu membawa segenap teguh menunggu, sebab atas namamu membuat musafir rindu ini tiada mengeluh walau tertatih berjalan di seluruh waktu.

Sebab dirimu, adalah segenap bentuk cintaku yang selalu hadir dalam doa, berharap semoga kita menyatu atas ikatan suci dan ridho Ilahi, untuk hari ini, nanti dan di keabadian.

Arsa Dewa
Riau, 2020
- Arsaji Dewananda

---o0o---

Hujan.

Serentak rindu datang menerjang
Diiringi dengan derasnya air hujan
Membuat kisah usang kembali kukenang
Sesak nafas ini disiksa kejamnya kerinduan

Sempat saja ia telah lama kulupakan
Namun hujan mengembalikan semua ingatan
Entah sampai kapan aku akan tenggelam
Bersama sejuta kenangan dimasa yang kelam

Sulit, pahit. hati terasa sungguh sakit
Semakin keras diri ini mencoba tuk bangkit
Namun kenangan masih saja terus terbayang
Membuat pendirian yang kokoh kembali goyang

Ketika hujan mulai mereda
Namun masih saja terbayang dirinya
Jiwaku terbuai nestapa
Bagaimana caranya aku bisa lupa

Rindu semakin kejam menyiksa
Diri ini tak mampu berbuat apa
Hanya sekdar bisa menyapa
Menyebut namanya dalam lantunan do'a

Sedang kuusahakan untuk lupa
Tak ingin lagi aku mengingatnya
Hanya menumbuhkan rasa sesak didada
Membuat hati kembali perih dan terluka

Dan nyatanya, aku kembali jatuh. Faktanya, aku sangatlah rapuh. Terasa mustahil jika bahagia kembali utuh, sedang kepercayaan diri kini telah runtuh.

Glhabdmjd24_
Tnggrng.
- Ghalih

---o0o---

Ada apa dengan hujan?
Kalian selalu menyalahkannya jika ia turun ke bumi.
Ada apa dengan hujan?
Tak sedikit orang yang menantikannya, hanya untuk sekedar menyembunyikan tangis air matanya dari orang lain.
Ada apa dengan hujan?
Padahal selepas hujan itu menimbulkan genangan, terpantulkan cahaya membias kelangit menjadi pelangi.
Ada apa dengan hujan?
Apakah ada hal lain yang timbul selain genangan?
Ya, mungkin kenangan.

Bandung, 2020년 02월 28일
- Ridwan Setiansyah

---o0o---

[Hujan]

Gemuruh dari barat
Siluet tajam sang kilat
Amarah guntur kian cekat
Menghentak seakan menjilat

Amukan memecah hening
Bersama hembusan angin
Bekukan diri memberi dingin
Menggigil kejang kian kencang

Guyuran hujan pun turun
Bersama bulir yang mengguyur
Basahi hati yang menggurun
Hantarkan rindu tuk tumbuh subur

Ranting-ranting pun bertekuk
Daun dan pucuk saling memeluk
Basahi lara yang lama membungkuk
Asa dan rindu jua saling terteguk

Antara Hujan
Dan sepasang kenang
Saling berlomba menang
Hingga tinggalkan genang

Lara hati
Berbicara pada hujan
Memintanya kembali
Namun hanya ketiadaan

Hujan
Ijinkan aku meminta
Akan rindu tanpa suara
Untuk kutitip pada semesta

Bawalah pergi rinduku
Ajak kemanapun kau mau
Jadikan temanmu agar ia tau
Jika aku selalu bersamamu

Hujan
Kau buat aku berdiri
Walau telah jatuh berkali-kali
Tanpa harus mengeluh mati

Walau banyak kuterhajar
Kau buat aku belajar
Meski jatuh dan terkapar
Tak perlu mengeluh dan tetaplah sabar

Hujan
Terimakasih telah datang
Walau hanya hadirkan guncang
Itu cukup untuk kukenang

Tanpa harus membenci takdir
- Cold

---o0o---

-Tentang Senja, Jingga, Hujan dan Kamu-

Hari ini, senjaKu menghilang
Tertutup awan pekat
Hari ini jingga tak menampakkan warna indahnya
Hari ini, sore ini, kehangatan sama sekali tak ku rasakan

Mereka tak menghilang
Mereka tak benar- benar berkemas untuk pergi
Hanya saja, sore ini senja dan jingga tergantikan oleh pekatnya awan yang mendatangkan hujan

Hujan turun begitu deras sore ini
Sama derasnya dengan rasaku padamu
Hujan turun begitu deras sore ini
Sama derasnya dengan rinduku untukmu

Pada hujan, kutitipkan sayang dan rinduku kepadamu
Pada senja dan jingga yang bersembunyi dibalik awan pekat
Ku langitkan namamu tiada jeda

' Ikee Tainmeta
'Amabi Oefeto, 20 Nov 2K19
- Feronika Tainmeta

---o0o---

WANITA HUJAN ITU AKU
Oleh : Seruni Jingga

"Kaulah hujan di gersang hidupku, Dind," katamu waktu itu.

Seribu purnama telah terlalui, bersama meniti hari. Namun serupa hujan melesap di antara tanah kering, sirnalah artiku untukmu. Sejak sapa tak lagi terjawab, entah bosan atau adaku tak lagi diharapkan.

Mengapa cinta hanya sebatas sandiwara, semacam sinema lakon yang diperankan manusia. Datangnya indah dengan untaian puisi seromance majas para pujangga, lalu moksa tiada jejak tersisa.

Bila hanya singgah pada setiap kaumku yang kau ingin dekati, cukuplah luka itu tersemat pada kisah ini. Tidak semua kaum hawa bisa terima, dicinta lalu ditinggalkan dengan sengaja.

Andai kini kau telah berdua dengan sosok yang lebih segalanya dariku tolong jaga dia. Seperti ruh pada diksi aksaramu yang bernyawa. Terima kasih hadirmu memberi pelajaran tentang cerita romansa yang terpenggal entah hilang kemana endingnya.

Bilik Senja, 10 Juni 2020



Saya menyukai hujan, tapi saya tidak bisa di bawah guyuran hujan dalam waktu yang lama. Itu dingin. Maksudnya, saya menyukai hujan karena menciptakan nyanyian pada genteng tua dan bersenandung gemiricik pada genengan air. Itu merilekskan pikiran.

"Setiap hujan berhenti, pelangi akan terbit." Pepatah ini sangat tidak menyenangkan. Ayolah sering kali saya hanya menjumpai hujan hanya beberapa hujan yang membawa pelangi. Beberapa hujan malah mendatangkan dingin dan gigil pada malam-malam sunyi. Beruntunglah yang punya pasangan.

Maksud saya, artinya tidak setiap pelangi muncul setelah hujan. Apalagi hujan di malam hari.

Beberapa pluviophile sepertinya menyukai hujan karena mampu menyamarkan air mata, tentu cara yang baik supaya tidak ada yang memperhatikan kamu sedang sedih.

Saat hujan turun orang-orang akan berlari mencari tempat berteduh, tetapi para pluviophile sejati tidak akan lari malah menikmati tetes yang menerpa wajah. Entahlah apakah setelah itu mereka masuk angin atau tidak.

Hujan selalu memberikan aroma menyegarkan apalagi menatap guyuran hujan dari jendela, tapi maaf aku tak akan bergabung dengan rerintik karena itu membuatku sakit. Seperti pagi ini, aku masih merasakan pusing akibat perjalanan bermotor satu jam lebih kemarin. Diguyur gerimis beberapa menit, meski bukan hujan deras tetap saja sepanjang jalan dengan baju sedikit basah, itu dingin. Tapi bukan berarti aku membenci hujan.

Ouh iya, pluviophile itu adalah sebutan bagi mereka yang mengagumi hujan.
- Pena Kaif
---o0o---

0 Response to "Puisi Sajak Hujan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel