Mama, Ibu, Emak, dan Sosok Perempuan Tangguh | Puisi untuk Ibu


Seperti halnya hidup ini, ketika seorang 'Ibu' dipaksa menerima kenyataan bahwa ia harus menjadi orang tua tunggal pilihannya ada dua: tetap bertahan hidup dengan "berjalan sendirian" atau menyerah dan mencari "pegangan"?
---

-Mama, Ibu, Emak, dan Sosok Perempuan Tangguh-

Di kandung selama sembilan bulan di rahimnya, lahir dari dirinya, tumbuh dengan kedua tangan dan kakinya.
Tidak ada kata maupun kalimat yang mampu mendefinisikan; semua lelah dan pengorbananmu.
Bersyukur, setidaknya dirimu masih ada hingga saat ini.
Berjuang sehabis-habisnya air matamu dan keringatmu,

Sabarku ada karena,dirimu
Aku harus mewujudkan impianmu.

Terima kasih telah merawatku hingga saat ini,
Terima kasih untuk semua marahmu dan,
Terima kasih untuk setiap tetes air matamu.
Tanpamu; aku tak bisa apa-apa.
Tidak ada yang lebih istimewa dari dirimu:'
Peranmu besar di hidupku.

Saya mencintaimu sosok perempuan tangguh di dunia ini yang memiliki banyak nama panggilan namun,perannya tetaplah sama

Sulawesi Tengah,23 Juni 2020.
- Jein

---o0o---

Oh mama, lihatlah.
Pacarku yang sekarang jadi aktivis.

Oh mama, lihatlah.
Dia tidak romantis karena ngomongin politik.

Oh mama, bayangkan.
Dia lebih peduli Ibu Pertiwi.

Oh mama, maafkan.
Aku cemburu pada Ibu Pertiwi..
- Lucille

---o0o---

Wilu jeung enjing mama (Selamat pagi mama)

Bu, apa kabar?
Lama tak jumpa, lama tak sapa
Maaf jika aku tak lagi mampu membuat ceritamu berarti.
Maaf aku membuatmu kecewa.
Maaf aku menumpahkan banyak air mata.
Tak ada niat sedikit pun dihati ku untuk meremas isi hatimu.
Tak terfikir sedikit pun membuat fikiran mu babak belur.
Tak ada niatan seegois itu bu.
Bu.
Ibu boleh kecewa.
Ibu boleh menangis.
Ibu boleh memaki.
Ibu boleh marah.
Saat apa yang ibu inginkan tak pernah aku wujudkan.
Saat apa yang ibu mimpikan tak sempat aku kabulkan.
Ibu boleh kecewa tentang itu.
Tentang aku tak sama dengan anak lain.
Tentang aku tak sehebat saudaraku.
Bu.
Aku sebagai anak.
Aku berhak kecewa.
Aku berhak menangis.
Aku berhak marah.
Tentang apa yang ibu inginkan aku tak mampuh mewujudkan.
Tentang apa yang ibu mimpikan aku tak sempat kabulkan.
Aku kecewa tentang itu.
Aku ingin.
Ingin ibu banggakan.
Ingin mengabulkan setiap bait-bait mimpi ibu yang telah dirangkai.
Ingin aku kabulkan semua keinginan ibu.
Maaf bu.
Jika selama ini aku tak mampuh jadi apapun tentang mimpi ibu.
Maaf bu.
Jika aku hanya mampu memberi doa yang itu-itu saja.
Ibu berhak kecewa tentang aku yang tak sempat membuatmu bahagia.

From mama:Jaga kesehatan, imissyou:(
Ter-insfirasi dari film "Syurga ada ditelapak kaki ibu"

Cikande,2020
- Ainul Maftuhah Amh

---o0o---

Ma.. tiba-tiba malam ini aku rindu
Ingin sekali bercerita tentang hariku
Ma.. lihat deh, adek sekarang makin lucu
Dia punya banyak kesamaan sama mama
Cara dia berjalan persis selambat mama
Bentuk jari kakinya persis punya mama
Bahkan dia suka ada dirumah kaya mama
Males kalau diajak keluar katanya
Yang beda napsu makannya aja
Lahapnya persis seperti bapak

Ma.. sayangnya dia tidak akan pernah tahu
Bagaimana rasanya pelukan ibu
Tapi tenang ma..
Aku akan selalu memberinya pelukan yang sama
Akan aku pastikan tidak ada yang hilang di setiap langkahnya
Akan aku tunjukan kita bangga punya mama
Akan aku ceritakan setiap kisahmu
Aku yakin dia akan sangat mencintaimu
Meski itu juga berarti akan ada keinginan untuk bertemu
Tapi mama tenang aja..
Aku akan menjadi pundaknya untuk bersandar
Aku akan menjaga senyum manisnya
Aku akan menjadi teman disepanjang hidupnya
Aku tidak akan membuat ia kesepian
Aku akan menjadi tempatnya menumpahkan sedih dan kecewa
Akan aku pastikan dia selalu bahagia apapun keadaanya
Ma..
I love you ♡

Malam yang dingin bukan?
_Wila~
- Wila Susanti

---o0o---

*Tulisan ini aku persembahkan dalam rangka menyambut Hari Ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember mendatang. Seharusnya tulisan ini diposting pada hari Minggu, tapi lebih cepat lebih baik, bukan?
______

Bukan Dendam

Ini, bukan dendam. Pada tulisan ini kuingin hanya membagikan sebuah kisah yang mungkin tak layak untuk dibaca, bahkan mungkin tak layak untuk digoreskan oleh tinta. Kisah pelik bagai labirin tak berujung. Bagai kegelapan yang tak pernah berpapas dengan terang.

Kau tahu sosok 'Papa'? 'Bapak'? 'Ayah'? Sosok lelaki yang menjadi panutan dalam keluarga. Seorang nahkoda. Lelaki yang gagah perkasa bak pelindung dalam cela. Sosok idola tangan-tangan mungil berwajah ceria.

Namun, ketika takdir berkata tak adil pada kehidupan dan menjadikanmu seseorang yang harus hidup dengan dekapan sebelah sayap sejak kau masih ada dalam rahim, apa mau dikata? Silakan, bayangkan! Selami! Apa mungkin burung bisa terbang ditemani separuh sayapnya?

Seorang anak memang tak bisa memilih untuk dilahirkan pada keluarga yang seperti apa. Tapi seorang anak bisa memilih akan menjadi sosok apa; sosok anak yang tangguh walau sejengkal lagi rubuh atau menjadi sosok anak yang setiap saat pipinya dibanjiri oleh tangis air mata? Itu hanya sebuah pilihan, dan setiap anak berhak untuk memilih.

Seperti halnya hidup ini, ketika seorang 'Ibu' dipaksa menerima kenyataan bahwa ia harus menjadi orang tua tunggal pilihannya ada dua: tetap bertahan hidup dengan "berjalan sendirian" atau menyerah dan mencari "pegangan"?

Memang tak mudah memerankan--peran ganda. Menjadi pekerja sekaligus pengasuh anak tercinta. Cibiran pun tak pernah berhenti selalu saja menghujam. Tapi, adakah makhluk paling mulia dan luar biasa dari seorang 'Ibu' yang sanggup menerima beban dari lemparan derita? Aku rasa, tidak ada.

Setiap anak memiliki seseorang yang bergelar 'Papa', 'Bapak', atau 'Ayah', dan gelar atau sebutan lainnya. Tetapi dalam cerita yang berbeda. Ada yang beruntung bisa hidup bersama, ada yang memiliki tapi di beda dunia, dan ada yang memiliki tetapi dalam keluarga yang berbeda.

Apapun cerita dan kondisinya, papa tetaplah papa dan mama tetaplah mama, tak ada yang bisa meralat sejarah itu! Mereka adalah dua sosok yang wajib dihormati, tak ada alasan untuk tak menghormati mereka. Walau sulit untuk menerima, walau begitu sakit untuk dirasa, percayalah selalu ada pelajaran berharga dari setiap peristiwa. Jangan berkecil hati karena hidup hanya dengan satu dekapan sayap, karena hanya satu dekapan itu justru menjadikan dekapannya lebih erat.

Sebetulnya, dua orang yang tak bisa hidup bersama tak benar-benar berpisah.

Untukmu, yang memiliki kisah hidup yang sama dengan kisah yang aku kisahkan di atas, tetap semangat! Karena hidup terlalu sombong, tak peduli tentang rasa sakit yang bersarang dalam dada, tak mau tahu mengenai beban yang dipikul, hidup hanya tahu tentang bagaimana ia cepat sampai tujuan.

______

Sudut Rindu, 18 Desember 2019
______

Mama, terima kasih atas segala kebaikan yang sudah Mama kasih selama 23 tahun ini. Semoga Allah membalas kebaikanmu dengan sesuatu yang jauh lebih baik. Amin ....

Papa, aku merindukanmu ....
Tertanda, anak gadismu yang sudah beranjak dewasa.
- Risye Kumaladewi Novia Mahendra

---o0o---

Persembahan dari kami, buat Mama NURLISMAR, mamanya Momy Veradina Rahmawati, mama kami semua.

SEUNTAI DOA UNTUK IBUNDA
Tengils

Telah usai sebuah perjalanan. Ujian dalam penjara orang-orang beriman. Purna sudah kewajiban dunia yang Tuhan berikan. Merawat amanah, menjadikan ladang-ladang berkah untuk bekal hidup dalam keabadian.

Engkau pergi, membawa segala kebaikan yang tertanam selama ini. Menapak langkah pada harumnya ridha kasih sayang-Nya. Tempat kembali terbaik dalam penyaksian handai taulan, beriring keikhlasan suami dan anak terkasih. Segala uluran kasih dalam cucuran keringat dan ilmu yang kau beri.

Takkan kubiarkan langkahmu tersendat oleh genangan air mata. Tak adil jika engkau harus berhenti sejenak, sebab menunggu jalanan mengering kembali. Sedang kulihat di sana, kereta kencana berkusir malaikat telah menjemput, hendak membawamu dalam nikmat tidurnya pengantin baru.

Adalah lumrahnya manusia, jika kesedihan melanda, cengkeram nurani serupa tusukan ribuan duri. Melemah nalar 'tuk sekedar bersabar. Ikhlas hati sebagai nasehat telah jadi penguji paling hakiki. Seolah menjadi pembalasan atas kesumat. 'Sekarang bagaimana saat kau rasakan sendiri kehilangannya?'

Namun semua takkan mampu terhalang sebab takdir Tuhan. Hujan tangisan, nelangsa, menepuk dada, mustahil menjadi cara agar engkau kembali. Senyum itu telah menjadi pemilik Sang Penentu Hidup dan Mati.

Mahkota surga terhias untukmu, Ibu. Lantunan doa dan ayat-ayat suci menjadi pengikat sinar paling kemilau atasmu.

Di bulan penuh ampunan bertabur seribu kebaikan. Dihamparkan segala pahala dan juga kemenangan atas orang-orang tercinta. Doaku untukmu, Ibu, semoga rahmat-Nya membentang menjadi rumahmu di sana.

Pagi kami, 30042020

Tengils
Erna Nasaqiya Bunda Bulletex Dedes Kaysila Novri Liana Starry Lee Gita November Rain Cokelat Anasera Pratista Ryna Alexsandro Alfa Permata Jagat Prastya
- Alfa Permata

---o0o---

Mah, Pah ...

Boleh kah aku minta sesuatu dari kalian?
Jika boleh, aku hanya ingin meminta pahami anakmu ini.

Ketahuilah, anakmu ini sudah berusaha menjadi apa yang mama papa inginkan. Aku harap kalian bersabar sedikit lagi atas usahaku.

Mah ...
Kata orang-orang doa ibu dapat menembus arsy Allah SWT, aku pinta doakan anakmu ini agar langkahnya di mudahkan.

Pah ...
Kuatkan aku sebagaimana kuatnya engkau. Jika aku salah arah, tuntun aku dengan bahasa lembutmu.

Mah, Pah ..

Di lubuk hati yang paling dalam anakmu ini punya cita-cita ingin membanggakan dan membahagiakan kalian.

Terimakasih atas kasih sayang dan peduli kalian selama ini yang takan pernah lekang oleh waktu, takan pernah padam, takkan pernah luntur.

--------𝓐𝓴𝓾𝓻𝓪𝓽𝓷𝓪
South sulawesi, 28 juni 2020
- Ratna S

---o0o---

Keinginan dan Mimpi

Ummi, aku ingin memelukmu malam ini. Di bawah reruntuhan dalam embus udara dingin di tanah merah ini. Biar saja desing peluru dan ledakan bom jadi teman. Mungkin bisa jadi pengantar tidur pengganti dongeng yang selalu kau ceritakan.

Ummi, kuarahkan pandang ke langit yang tertutup debu. Di sana, tak ada lagi bintang yang selalu kurindu. Semuanya berguguran. Entah di mana ia terjatuh kemudian terkubur.

Sekian lama yang tersisa hanya satu bintang untuk kehidupanku. Yaitu dirimu. Namun ... kini kau pun tak lagi mampu memberi terangmu. Ledakan granat sore tadi telah merenggutmu.

Ummi, sekarang aku sendiri. Melewati siang yang panas dan malam-malam beku. Bolehkah jika mengadu padamu yang kini bahagia di sisi Tuhanku? Bolehkah menyusulmu?

Kau memang takkan pernah terbangun lagi. Tapi sekali ini, biarkan aku memeluk jasadmu sampai pagi. Esok, ketika terjaga, aku ingin langit kembali seperti dulu. Cerah tanpa jelaga. Dan ... musik-musik aneh itu tak lagi mengganggu.

Mungkinkah, Ummi? Atau inginku hanya sebatas ilusi di labirin hati? Aku tidak akan menemukan jawaban, sampai aku terbangun dan melihat tanah ini tak lagi tergenang darah korban kekejian perang.

Tidurlah, Ummi. Aku memelukmu, di sini. Bersama mimpi, yang mungkin takkan datang lagi.

KM, 240220
- Badr Zahid Al-Biruny



Bapak dan Mamak dua panggilan kesayangan dariku sejak dulu. Mungkin, itu terlihat kampungan atau apa, tapi apa perduliku? Makna lambang aku menyukai mereka berdua. Kasih sayang yang tak kuasa di nilai harganya. Sosok yang melahirkan kita ke dunia. Namun, jika ada yang mengatakan aku tak berharga di mata mereka, kalian salah. Semuanya adalah permata.

Maka, tunjukan kalian bisa membuat mereka bangga. Dengan kemampuan dan keunggulan. Jangan menyerah, karena proses untuk mencapai sesuatu itu adalah tangga gagal meraih keberhasilan.

Berhenti patah arah, karena kami dan kita semua akan mendukungmu.

Semangat kawan!
Be the best for u

- Rumah, 19 Juli 2020
- Rofatun Fadilah

---o0o---

Untuk Mommy Veradina Rahmawati
Dari: Badr Zahid Al-Biruny

Sudah Tiba

Kemarin, masih berdentang degup di bongkahan dada, memompa semangat juga rindu pada hari-hari yang telah pergi. Tawa renyah dan celoteh nakal, juga senyuman kecil yang senantiasa terukir. Semua itu kubingkai dengan kasih yang takkan pupus meski hubunganku dengan dunia ini terputus.

Bidadari kecil yang pernah memeluk sakit, telah lama menapak di luar dekap. Hingga, harum napas dan rengkuh tangan mungil tak lagi terasa. Namun doa senantiasa ada. Menyertai di mana pun kau ada.

Kini, waktu itu pun tiba. Kereta harus membawaku segera. Ke rahim bumi aku kembali.

Hanya, jangan sirami nisanku dengan kesedihan. Sebab air matamu takkan hibahkan tenang. Cukup doamu hingga kita dipertemukan.

Tetap cantik jiwamu seperti saat kutinggalkan. Pada Ilahi segala ridho kupintakan. Untukku bisa memelukmu lagi di keabadian.

Dari balik nisan, 29.04.20

---o0o---

Untuk seseorang yang kupanggil Mama

Aku rindu dekapan nyatamu
Malam ini aku gundah Aku tau kau juga rasa
Mengapa semua begitu rumit?
Hingga untuk bersamamu pun sulit

Tenanglah, Ma...
Aku mengerti mengapa kini ku tak disisimu
Aku tau kau sedang berjuang
Melewati malam-malam penuh mimpi burukmu
Dan hari-hari beratmu

Mama, hari ini aku hanyalah ilalang kecil di terpa angin
Belajar tetap kokoh meski hujan sering membawakan dingin

Demi segalah hal yang pernah ku ceritakan kepadamu, meski belum semuanya

Aku bertahan di sini, Ma...
Sampai badai kita berlalu
Dan aku kembali di sisimu

Mama...
aku hanya ingin doa mu walaupun dari kejauhan.

Medan, 17 Mei 2020
-Abdullohjokam17

0 Response to "Mama, Ibu, Emak, dan Sosok Perempuan Tangguh | Puisi untuk Ibu"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel