Cinta itu Apa
SEGALA
Haura menghambur ke pangkuan, meletakan kepalanya di atas paha sambil rebahan. Telivisi pun kumatikan.
"Mah, cinta itu apa?" Tanyanya tiba-tiba
Aku terkikik, rasanya seperti ada yang menggelitik. Bagai mana tidak? Usianya saja belum genap enam tahun, sudah bertanya tentang cinta-cintaan.
"Cinta itu kamu, sayang." jawabku mencubit gemas pipi bakpawnya
"Kok Ura, mah? Kata kak Nazma cinta itu yang bikin deg-degan, seneng sama ... sama apa ya katanya? Ura lupa, hehe."
Kucubit lagi pipinya, lucu sekali dia.
"Sama apa coba?"
Dia diam, memasang wajah berpikir sok seriusnya.
"Ntar Ura tanya kak Nazma lagi deh, atau ka Alif biar lebih jelas." senyumnya tergambar sempurna
"Yaudah, ntar tanya lagi ya, terus kasih tau mamah."
Dia mengangguk
"Nah, sekarang giliran mamah yang tanya Ura, boleh?"
Dia mengangguk lagi, kali ini lebih antusias.
"Artinya mamah apa?"
"Segala," tidak sampai lima detik dia menjawab pertanyaanku
"Alasannya? Jangan bilang ikut-ikutan kak Alif sama kak Nazma," aku terkekeh sambil mengelus rambutnya yang sedikit ikal
"Engga mah, Ura engga ngikutin kakak. Tapi percaya sama yang dibilang papah, mamah itu segala. Mamah yang masak, mamah yang bersih-bersih rumah, mamah yang nyiapin semua keperluan kita dan mamah juga yang jagain kita pas lagi sakit. Ura bener kan?"
Hampir menetes air mataku saat mendengarnya mengatakan itu.
Kukecup keningnya, lalu sebuah dekap menelan senyap.
_
GIVE ME!
Alka namanya, dia menawan dan yang jelas bukan seorang pegombal recehan.
Enam bulan lalu kita dipertemukan oleh sebuah tomat yang menggelinding dari tangan. Benar, itu adalah sayur atau mungkin tepatnya buah yang menjadi kesukaan.
"Bi, kamu tahu cinta itu apa?" sore itu dia bertanya
"Cinta apa dulu, ka? Cinta kekasihnya Rangga atau-"
"Cinta yang getarannya nyaman di dada," dia memotong kalimatku, ah kalah lagi kan?
"Em, soal itu ... aku gak tau ka. Hehe,"
"Lagi pura-pura, ya?"
Jleb!
Dia terbahak menatap wajah beku milikku yang dungu.
"Kaka kenapa? Jatuh cinta?!"
"Hu'um,"
Aku memincingkan mata, mungkin saja dia sedang becanda.
"Serius,"
"Sama siapa? Coba cerita?" Aku menggeser posisi, membuat jarak duduk kita lebih dekat lagi.
"Katanya yang gak peka itu cowo, tapi nyatanya ..." disunggingkannya bibir itu
Dia menyukaiku?
"Ngomong apaan, ka? Langsung aja ke inti!"
Dia mendengus geli, menggeser kursi yang didudukinya menjauh dariku.
Apa lagi ini?
"Aku suka kamu, Bi."
Sedetik, dua detik, tiga detik ...
"Oy, bangun!"
Bukk!
Sebuah bantal mendarat di wajahku.
"Keeei,"
Gadis itu tertawa,
"Mimpiin Alka lagi pasti," celotehnya sambil menghidupkan televisi.
"Hampir jadian padahal. Ah, jahat kamu kei!"
"Waras dikit, Bi. Alka udah punya Naura,"
Aku diam, rasanya seperti ada tinju yang menghantam.
'Apa harus kulenyapkan Naura juga? Seperti mantannya Alka waktu itu. Hmm, akan kupertimbangkan.'
Perihal cinta, tidak memiliki, tidak berarti apa-apa selain ilusi.
Jadi, bagai mana pun caranya, Kau harus memberikan dia padaku, Tuhan.
Titik!
_
Bivisa
NOTE
Terimakasih kepada teman-taman yang telah mengirimkan naskahnya. Bagi teman lain yang berkenan mengirimkan naskah demi melengkapi blog kita ini dapat dikirimkan melalui:
email satukara.com@gmail.com
FB @khairulfikri.co,
WA. 085762407942
0 Response to "Cinta itu Apa"
Post a Comment