Pondokku yang Mulai Usang
Setetes demi setetes air mataku jatuh
Tak kubiarkan keluar
Kuberi jalur agar jatuhnya langsung ke dalam
Daging yang hanya segumpal itu
lalu kenapa
Kenapa harus aku sia-siakan air mata untuk orang lain?
Peduli?
Ya, aku masih peduli
Pondokku mulai usang
Di dalam mereka terpisah tembok tebal dan tinggi
Surat itu dahulu berterbangan di atas tembok-tembok
Hahaha...
Terkadang angin membuat surat salah alamat
Pondokku mulai usang
Di dalam mereka terpisah tembok tebal dan tinggi
Pesawat surat itu tak tampak lagi
Berganti kitkat, marsmellow, nuget, lollypop, ntah apa lagi
Pondokku mulai usang
Di dalam mereka terpisah tembok tebal dan tinggi
Di tempat tidur mereka bertemu, bercengkrama, bahkan mampu tuk saling memandang.
Tak kubiarkan keluar
Kuberi jalur agar jatuhnya langsung ke dalam
Daging yang hanya segumpal itu
lalu kenapa
Kenapa harus aku sia-siakan air mata untuk orang lain?
Peduli?
Ya, aku masih peduli
Pondokku mulai usang
Di dalam mereka terpisah tembok tebal dan tinggi
Surat itu dahulu berterbangan di atas tembok-tembok
Hahaha...
Terkadang angin membuat surat salah alamat
Pondokku mulai usang
Di dalam mereka terpisah tembok tebal dan tinggi
Pesawat surat itu tak tampak lagi
Berganti kitkat, marsmellow, nuget, lollypop, ntah apa lagi
Pondokku mulai usang
Di dalam mereka terpisah tembok tebal dan tinggi
Di tempat tidur mereka bertemu, bercengkrama, bahkan mampu tuk saling memandang.
Kirimkan Novel, Puisi, Syair atau karya seni lainnya untuk melengkapi blog kita ini. Mohon Maaf apabila ada tulisan yang kurang berkenan. Jika ada yang keberatan silahkan komplain ke alamat yang tertera. File bisa dikirim ke satukara.com@gmail.com - WA: 085762407942 - FB: khairulfikri.co
0 Response to "Pondokku yang Mulai Usang"
Post a Comment