Kumpulan Puisi Khairul Fikri - (Diary Sajak) Rasa Bersatu Padu dalam Kata Bag. III


Saat Puisi Tak Lagi Berarti

Beberapa hari ini tak kulihat tulisanmu
Ada apa?
Apa kau jadi tak senang karna aku memintamu menulis untukku
Kemarin kau begitu banyak berkata kata tanpa sebab
Sekarang kau kuberi alasan malah berpura pura kau lupa ingatan
Aku cemburu dengan semua idemu
Aku benci dengan semua objekmu
Kenapa kau diam saat aku bertanya
Tidakkah ada satu kalimatpun yang bisa kau gambarkan tentangku
Atau aku terlalu buruk untuk tema tulisanmu
Aku benci...
***
Nona,
Bukan aku tak niat untuk melukismu pada tulisan
Bukan pula aku lupa ingatan sampai tak dapat membayangkan elokmu
Nona terlalu indah untuk puisi
Nona terlalu menawan untuk setiap kata
Tak mampu aku menilainya, cukup untuk kukagumi...
***

Saat Puisi Tak Lagi Berarti
Khairul Fikri
______________________
Tikus Berdasi

SAMPAH...!!!
Tikus Berdasi
Khairul Fikri
______________________

Kalah Telak

Mengenal dan bersamamu membuatku menjadi pembohong yang handal
Sepuluh delapan puluh hari dengan kepura puraan
Aku pura pura menyukai hobimu
Aku pura pura asyik dengan tontonanmu
Aku bilang kau masih ideal padahal tubuhmu mulai mekar oleh coklat kesukaanmu yang selalu kau senang saat aku membelikannya
Aku bilang bajumu mulai sempit itu karna kau makin montok bukan gemuk

Sepuluh delapan puluh hari
Aku menikmati makanan yang kau ciptakan dengan bumbu cinta katamu
Bagiku itu racun yang ditaburi 1kg garam
Tentu saja aku bohong saat kukatakan kau seperti bintang iklan

Demi senang hatimu
Kutanggung banyak dosa atas kebohongan demi kebohongan

Genap sepuluh delapan puluh hari
Kusumpah serapahi semua kebohongan itu
Ingin rasanya aku jujur untuk pertama kali
Segala bentuk kebohongan dan pura pura bodoh itu kau berikan karma
Nyaman, senang, dan semua perasaanmu nyatanya pura pura
Mungkin hatimu pun sudah tidak asli lagi
Aku kalah telak.
Kalah Telak
Khairul Fikri

______________________
Api Kesepian

Apa lah daya api terhadap air
Berpasangan namun tak pernah bisa bersatu
Api mencari kayu tuk mengadu, namun jadi abu
Memohon pada asap tuk tetap tinggal namun dia berlalu
Mencari kenyamanan pada minyak, api makin membara tapi hanya sesaat
Api berlari ke hutan untuk menyendiri, seisi hutan membencinya
Api merangkak menuju laut...
Malu-malu mendekati permukaan
Mati di bibir pantai dengan sekali hantaman ombak.

Api Kesepian
Khairul fikri
______________________

Pondokku yang Mulai Usang

Setetes demi setetes air mataku jatuh
Tak kubiarkan keluar
Kuberi jalur agar jatuhnya langsung ke dalam
Daging yang hanya segumpal itu

Lalu kenapa
Kenapa harus aku sia-siakan air mata untuk orang lain?
Peduli?
Ya, aku masih peduli

Pondokku mulai usang
Di dalam mereka terpisah tembok tebal dan tinggi
Surat itu dahulu berterbangan di atas tembok-tembok
Hahaha...
Terkadang angin membuat surat salah alamat

Pondokku mulai usang
Di dalam mereka terpisah tembok tebal dan tinggi
Pesawat surat itu tak tampak lagi
Berganti kitkat, marsmellow, nuget, lollypop, ntah apa lagi

Pondokku mulai usang
Di dalam mereka terpisah tembok tebal dan tinggi
Di tempat tidur mereka bertemu, bercengkrama, bahkan mampu tuk saling memandang.

Pondokku yang Mulai Usang
Khairul Fikri

______________________

"Teman Baik"
Pagi yang teramat dingin di desaku
Hari terakhir dari satu minggu mudik liburan
Aku duduk di kede kopi biasa, tentu saja tak lupa memakai pakaian yang bagus
Aku dari kota
Anak rantau

Rokok tinggal 3 batang sisa semalam
Kuhisap sebatang pelan-pelan sambil sesekali seruput kopi yang mulai dingin
Nikmat sekali
Di saku hanya cukup untuk melunasi tiket malam nanti

EH COK...!!!
Suara teman lama, duduk di sampingku
"ORANG KOTA RUPANYA, KULIHAT KAU SEMAKIN SAJA, BERTAMBAH PUTIH DAN BERSIH, SUKSES KAU YA, AKUPUN MAU LAH COK MERANTAU BIAR SUKSES SEPERTIMU"
Sebatang rokok ditariknya
"Bung, kau pikir kota seenak itu, sekali kau tinggalkan kampungmu, selamanya kau akan jadi orang kota. Setengah hati kau ke sana, ingin pulang tapi malu, telan rindumu berlama-lama"
"KENAPA RUPANYA COK...!!!"
"Hidup di kota keras bung. Di sini taikmu bisa jadi makanan ikan sungai di bawah sana. Di kota, jangankan makan minummu, jongkok pun kau harus bayar, 2.000 sekali jongkok...!!!"
Kemudian hening...
***
"COK, HABIS ROKOKMU, KAU KAN BISA BELI LAGI. KUTINGGAL KAU YA, AKU BURU-BURU"
Bangsat...!!!
Umpatku dalam hati
"Mau ke mana bung? "
"MAU KASI MAKAN IKAN DI SUNGAI. O YA... SAMPAI JUMPA LAGI COK... SEMOGA LANCAR KAU DI KOTA..."

Aku di terminal, siap untuk meninggalkan kampung tercinta
Tak tahu kapan kemari lagi
"COK...!!!"
Suara bajingan itu lagi
Teman baik yang sangat menyusahkan
"INI ADA SEDIKIT REZEKI UNTUKMU..."(Merogoh kantong, nominal lima puluh ribu 2 lembar) 5 LUKAHKU TADI PAGI DIPENUHI IKAN, MUNGKIN KARNA AKU RAJIN JONGKOK DI SUNGAI TIAP HARI. INI CUKUPLAH UNTUK BEKALMU JONGKOK DI KOTA SELAMA SEBULAN LEBIH"
HAHAHA ... !!!(tawa kami pecah, semua mata memandang, ada yang dibarengi tawa kecil)
Bajingan
Ngumamku dalam hati

Harusnya aku tetap di desa
Aku yang mengajarinya memasang lukah yang benar
Aku berangkat
Bung teman baik yang menyenangkan."Teman Baik"

Teman Baik
Khairul Fikri
"Aku Cemas"

Aku masih bisa tersenyum saat kau kesal padaku
Aku masih bisa tersenyum saat kau marah padaku
Aku masih bisa tersenyum saat kau cemburu membabi buta
Aku masih bisa tersenyum saat kau berontak
Aku masih bisa tersenyum saat kau menampar pipiku
Aku masih bisa tersenyum saat kau mengamuk. Mencaci maki. Memukul. Melempar. Atau bahkan membakar
Karna pada akhirnya kau akan memintaku berjanji lagi
Untuk menenangkanmu.

Tapi
Aku cemas saat kau mulai diam.

"Aku Cemas"
Khairul Fikri
Maaf

Ibu
Aku sadar syair dan puisi tak cukup untuk menggambarkanmu
Aku tak kan pernah mampu menuliskan sesuatu tentangmu
Aku hanya akan memohon maaf bu

Ibu
Maafkan aku yang menyakiti rahimmu sebelum aku membuka mata
Walau aku tau kau begitu menikmati sakitnya
Maafkan tendangan-tendangan kecilku saat aku bermain di perutmu
Walau aku tau sakit yang kau rasakan bercampur suka cita

Ibu
Maafkan aku yang merobek jalan lahir saat Ku berontak ingin ke bumi
Walau aku tau sensasi sakit itu kau tunggu-tunggu
Maafkan aku merengek minum susu
Maafkan aku yang mengganggu tidurmu
Maafkan aku yang menyita waktumu

Ibu
Maafkan aku yang pernah kesal saat kau minta bantu
Maafkan aku yang membuat wajah lebih tua dari umurmu
Maafkan aku yang tak kan pernah bisa membalas jasamu

Ibu
Maaf bila nanti aku meninggalkanmu,membuatmu cemburu demi jodohku
Maaf bila nanti aku sibuk mengurus rumah tanggaku
Maaf bila nanti aku tak punya waktu untukmu demi anakku
Maafkan aku saat aku mulai jenuh dan ingin kembali ke rahimmu
Tempat ternyaman, tempat terindah yang aku pernah singgahi

Tuhan
Benarkah di syurga nanti akan ada bidadari untukku ?
Aku mau ibu jadi bidadariku di syurga.

وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”
Maaf
Khairul fikri


Kirimkan Novel, Puisi, Syair atau karya seni lainnya untuk melengkapi blog kita ini. Mohon Maaf apabila ada tulisan yang kurang berkenan. Jika ada yang keberatan silahkan komplain ke alamat yang tertera. File bisa dikirim ke satukara.com@gmail.com - WA: 085762407942 - FB: khairulfikri.co

1 Response to "Kumpulan Puisi Khairul Fikri - (Diary Sajak) Rasa Bersatu Padu dalam Kata Bag. III"

  1. Kumpulan puisi yang indah dan bermakna dalam ... terus berkarya dan sukses selalu ya
    (Wisnu Murti,
    https:tulisandenpasar.blogspot.com)

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel