Mamah (Hari Ibu)

'Mamah' begitu aku memanggilnya. Wanita cantik yang mulutnya tidak pernah diam ketika menyisir rambutku. Tiap kali kutanya apa yang mamah lakukan? Jawabannya selalu sama; membaca surah-surah pendek yang mamah bisa.

"Untuk apa?" Tanyaku lagi

"Untuk kebaikanmu. Mamah berharap Allah akan mempermudah semuanya, membuat pikiranmu tidak kusut."

Lalu, setelah itu pembahasan mamah akan melebar dan sebuah kecupan selalu kudaratkan.

Barang satu hari saja, aku tidak bisa jika tidak mencium dan memeluknya.

Pertama kali masuk sekolah mamah yang mengantar, menjemput dan menanyakan ini-itu saat di jalan.

Aku ini manja dan selalu dimanja. Makan disuapi, mandi dimandikan dan memakai baju pun tak pernah bisa kulakukan sendirian.

Mamah tidak pernah berbicara kasar di depanku, begitu paham jika saat itu semua tentangnya akan kutiru.

Kita sering bekerjasama. Mamah yang mengepel dan aku yang berseluncur ke sana ke mari. Mamah tidak marah, hanya selalu mengingatkan agar aku berhati-hati.

Lalu, ketika hujan dan teman-teman sekelas kebingungan. Mamah selalu menjemputku dengan payung lengkap pelukan.

Di rumah pun mamah tetap perhatian, tidak sibuk dengan dunianya sendiri, hingga aku merasa kesepian.

Selalu ada cerita, tawa dan cinta.

Aku tidak pernah merasa kurang, meski bersama bapak begitu jarang.
...
Kuperjelas sekali lagi, begitulah sosok ibu seharusnya. Bukan hanya mengandung dan melahirkan, tapi juga selalu ada untuk memberi nyaman dan perlindungan.

Mungkin zaman sudah berbeda, tapi tugas seorang ibu selalu sama. Dan kewajiban anak tentu membalas semua jasanya, bukan mengiming-iming uang di depan mata. Sebab, semua uang di dunia jika dikumpulkan tidak akan mampu menjadi bandingan.

Selamat hari ibu untuk mamah, untukku dan untuk para calon/ibu di bumi Allah yang indah.❤
Papparap
_
Kerlip Bivisa

0 Response to "Mamah (Hari Ibu)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel