LDR


Kita memang berpijak di tempat yang berbeda, 
tapi masih di bumi yang sama. 
Sekali pun mereka bilang ini percuma, 
aku tak mengapa.

Lagi, bukankah Tuhan menciptakan kita untuk saling mengenal satu sama? 
Lalu, kenapa harus memusingkan sesuatu yang masih semu?

Tentang jodoh sudah dituliskan sejak beribu-ribu tahun lalu, 
bahkan sebelum dititipkan pada rahim ibu.

Aku dan kamu hanya perlu mencoba, 
sebab semua usaha tak akan ada yang sia-sia.

Seperti ulat yang berjuang untuk sepasang sayap. 
Meski sering didebat, 
dia tak pernah berpikir untuk lenyap.

Dia tahu semua butuh waktu dan dia bersabar untuk itu.

Jika bahagia sudah dimiliki, 
jarak tak lagi memiliki arti.

Jika sebuah doa selalu di langitkan, 
kisah kita akan Tuhan mudahkan.

Jika pun harus berakhir, 
tak lain itu adalah bagian dari takdir. 
Yang suatu hari akan kita syukuri dengan sebuah takbir.

Aku mencintaimu saat ini, 
dan semoga nanti.

Bukan hanya tentang saling memiliki,
tapi seberapa ingin selalu membersamai.

Waktu tak pernah berjalan mundur, 
terus menghadirkan sosok baru yang mungkin membuat cinta kita menghambur.

Namun, kamu harus tahu. 
Ada banyak hal yang kukorbankan selama menunggu, 
ada banyak air mata yang jatuh sebab rindu dan cemburu, 
juga ada banyak mimpi yang ingin kuwujudkan bersamamu.

Tetaplah begini, 
saling sayang dan menyayangi. 
Jangan sampai ada patah untuk yang ke sekian kali.
_
Kerlip Bivisa

0 Response to "LDR"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel