AMBURADUL (1979) - Iwan Fals Full Album + Lirik Video
Perjalanan, Aku
Berjalan, Pemborong Jalan, Mak, Wanita Tiruan, Bencana Alam, Alasan, Inspirasi,
Gaya Travolta, Ibu.
Lirik:
Hari telah jauh
siang
Ketika baru
datang
Lama ku
diperjalanan
Hampir sembilan
jam berada
Di bis tua
sialan
Pergi pukul tiga
malam
Berjejalnya
penumpang
Duduk disampingku
seorang
Nenek yang tak
mau diam
Panas kuping
pantat pegal
Ingin kencing
malu bilang
Bau bensin aku
mual
Nenek muntah
banyak benar
Aku Berjalan
Aku berjalan
diatas jembatan
Waktu hari siang
Tengah keramaian
kota
Kupandang
kebawah
Berhimpit gubuk
liar
Tempat tinggal
gelandangan
Tampak anak
kecil gundul
Tenang menggaruk
koreng
Ditepi sungai
yang kotor
Diseberang sana
aku melihat
Seorang ibu
duduk
Sedang melamun
Kan adakah masa
depan yang cerah
Bagi orang
seperti dia
Kan tegakah
melihat saudara kita
Hidup menderita
Pemborong Jalan
Mengarung jalan
penuh lubang
Baru kemarin
selesai diaspal
Terkena hujan
kok jerawatan?
Oh oh kasihan
Bayar pajak
mahal
Banyak jalan
Seperti comberan
Pemborong
berpengalaman tertawa
Berteman pipa
topi baja
Bercanda dengan
istri paling mudah
Tak ingat jalan
dan pekerja
Oh oh kasihan
Nasib pekerja
jalan
Tenaga hilang
Gaji tidak
berimbang
Mak
Mak perut Udin
keroncongan
Belum makan dari
tadi malam
Mak beliin dong
Inah pakaian untuk seragam
Inah cuma punya
sepasang
Itu juga sudah
penuh tambal
Inah malu sama
teman teman
Mak beliin dong
buku tulis keluh Ujang
Buku kemarin
yang Mak belikan
Sudah habis
terisi pelajaran
Baik anakku kan
Mak penuhi permintaan kalian
Asal Bapak sudah
pulang
Baik anakku kan
Mak penuhi permintaan kalian
Asal Bapak sudah
pulang
Tiba tiba pintu
depan diketuk orang
Mang Mamat teman
sekerja Ayahnya datang
Membawa kabar
Tentang
malapetaka yang menimpa Ayahnya
Dia tertiban
beton dari atas bangunan
Kini dia
terbujur lesu diatas kasur rumah sakit
Si Ibu bingung
harus bagaimana
Mak kenapa ayah
kok belum pulang
Tanya ketiga
putra putrinya
Si Ibu bingung
harus menjawab apa
Mak nanti kalau
ayah sudah pulang
Pasti membawa
banyak uang
Bisa membeli
nasi Udin tak lapar lagi
Bisa membeli
baju untuk seragam
Inah tak malu
lagi
Bisa membeli
buku tulis untuk Ujang
Kata ketiga
putra putrinya
Yang tidak tahu
bahwa ayahnya terkena musibah
Si Ibu bingung
harus menjawab apa
Si Ibu bingung
harus menjawab apa
Menangis dia
Terbayang jelas
wajah suaminya
Dan terpikir
soal biaya pengobatan suaminya
Yang terlalu
mahal bagi ukuran pekerja kasar
Yang terlalu
mahal bagi ukuran pekerja kasar
Terngiang jelas
permintaan putra putrinya
Yang tak mungkin
bisa terkabulkan
Si Ibu bingung
harus bagaimana
Si Ibu bingung
harus bagaimana
Si Ibu bingung
harus bagaimana
Menangis dia
Dalam kalut
Ia selalu
mengharap uang mandor suaminya
Untuk keperluan
anaknya
Untuk biaya
pengobatan suaminya
Tapi si mandor
pelit
Waktu si Ibu
meminta pertolongan si mandor suaminya
Yang rupanya
mandor itu bandot tertawa genit
Dalam otak si
Ibu terselip
Pikiran yang
sangat sempit
Sebab keluarga
yang saya ceritakan itu pailit
Dan amat sangat
memerlukan duit
Dengan perantara
tubuh molek si Ibu
Keperluan
anaknya dan biaya pengobatan suaminya
Bisa terpenuhi
Si Ibu tersenyum
Si Ibu tersenyum
Si Ibu tersenyum
Melihat
keluarganya bisa kembali seperti semula
Sekalipun hati
si Ibu amat tersiksa
Si Ibu tersenyum
Melihat
keluarganya bisa kembali seperti semula
Sekalipun hati
si Ibu tersiksa
Wanita Tiruan
Lihat teman
dipinggir jalan
Dibawah sinar
bulan
Semua berjajaran
Wanita tiruan
Oh... kasihan...
Mince, Sonya,
Betty dan Mona
Cat bibir merah
muda
Rambut pirang
kribo tebal
Padat bodinya
Merangsang juga...
Paha putih
diobralnya
Agar si om
senang
Tertarik dan
memandang
Tercengang...
Tiba tiba
patroli datang
Semua lari
tunggang langgang
Beha palsu
berterbangan
Sepatu Susy
ketinggalan...
Iki piye iki...
iki piye iki... iki piye iki piye.....
Bencana Alam
Sekian manusia
resah menatap wajah sesamanya
Duka karena
bencana
Petaka menimpa
diri dan dalam hatinya berkata
Besarkah dosa
hamb
Menjelang saat
ajal daku membayang
Gapai tangan
minta
Tolong semua
Bencana alam
melandanya
Kehendak yang
kuasa
Peringatan kah
bagi kita
Manusia di dunia
Karena kita tlah
saling cinta harta benda dan kuasa
Tanpa pandang
kebenaran
Dan tanpa
pandang keadilan
Bencana alam
melandanya
Tiada seorangpun
kuasa menekan
Bencana alam
melandanya
Miskin kaya kana
petaka yang sama
Akhirnya ku
merenung pula
Mengapa bencana
alam meraja
Oh oh aku tak
kuasa
Mungkinkah kau
merenung juga
Mengapa bencana
alam meraja
Oh oh ampunilah
yang kuasa
Oh oh ampunilah
semua
Alasan
Satu pengumuman
Buat pemuda dan pemudi
Yang tercinta
Dan tersayang
Bila bapak ibu
pergi
Ibu pamit arisan
Dan bapak pamit
rapat kerja
Itu tandanya
engkau harus waspada
Lebih baik kau
tegur saja
Ibu arisan
berapa jam
Bapak rapat
berapa bulan
Sebab dijaman
sekarang
Penipuan maju di
segala bidang
Jaman modern
katanya
Arisan lha kok
sepuluh jam
Anehnya bersolek
lima jam
Di salon sri
bahenol
Nyeksi...ongkosnya
seharga mercy
Jaman modern
katanya
Rapat lha kok
sepuluh hari
Anehnya bawa
mobil pribadi
Wajah
berseri-seri
Tampak girang
sekali
Tanda tanya
pasti dalam hatimu...
Tahukah kau
kawan
Arisan singkatan
Aku rindu sama
Anton
Arisan singkatan
Aku rindu sama
Anton
Rapat kerja
singkatan
Rapat empat mata
Kerumah Jamilah,
Jaitun, janda muda
Rapat kerja
singkatan
Rapat empat
mataKerumah Jamilah, Jaitun, janda muda
Inspirasi
Sore itu aku
duduk sendiri
Duduk termenung
Dipinggir kali
yang sepi
Bukannya ku
putus asa
Kan bunuh diri
Apalagi korban
permainan cinta
Patah hati
Pura pura aku
jadi pemusik
Duduk disitu ku
menciptakan lagu
Syair telah
tersusun rapi
Diotakku
Tiba tiba aku
dikejutkan
Dengan suara
Sendu aneh lucu
Dan kucarilah
suara itu
Kulihat kanan
dan kiri
Jebulnya om
Pasikom lagi
Beraksi
Eh pantesan saya
kira
Pisang goreng
pisang goreng
Dibuang di kali
Warna kuning
kabul kabul
Jalan sendiri
Eh pantesan saya
kira
Pisang goreng
pisang goreng
Dibuang di kali
Warna kuning
kabul kabul
Jalan sendiri
Inspirasi
berantakan
Hilang semua
Gaya Travolta
Go go go goyang
Gaya Travolta
kaum remaja
Seperti
Mince, Dince,
Ance, Luce
Mabok disko yang
merajalela di ibukota
Lagi lagi gengsi
yang mereka tonjolkan
Tante tante dan
si om senang
Tak mau
ketinggalan
Di jalanan pun
dia latah
Pinggulnya
bergoyang
Sebuah bemo
datang dari belakang
Menubruk pantat
tante
Keringat
mengucur
Make up nya
luntur
Si tante kecebur
lumpur
Ibu
Ribuan kilo
jalan yang kau tempuh
Lewati rintang
untuk aku anakmu
Ibuku sayang
masih terus berjalan
Walau tapak
kaki, penuh darah... penuh nanah
Seperti udara...
kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku
membalas...ibu...ibu
Ingin kudekat
dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku
tertidur, bagai masa kecil dulu
Lalu doa-doa
baluri sekujur tubuhku
Dengan apa
membalas...ibu...ibu....
Seperti udara...
kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku
membalas...ibu...ibu
Oleh: Khairul Fikri @khairulfikri.co satukara.blogspot.com
0 Response to "AMBURADUL (1979) - Iwan Fals Full Album + Lirik Video"
Post a Comment