Jangan Hanya Membuatku Cinta

AKU, KAMU, KITA?

Hujan datang lagi, bersama sejuta kenang yang kupikir sudah lama mati.

Berbisik; Kamu merindukannya dan mungkin juga dia

Lalu, jatuhlah air mata yang selama ini kutahan. Tak rela setiap tetesnya pasrah olehmu yang tak mau bertahan.

Jauh di lubuk hati, namamu masih menjadi teori. Namun kupungkiri, sebab tak kuasa mengingat seorang diri.

Aku merindukanmu, bukan perkara waktu yang lama tanpa temu. Atau hari-hari tanpamu di sini. Melainkan sebab ketahuanku tentangmu yang tak akan pernah kembali.

Salahkah aku mengutuk semua kekata manis yang membuat benteng pertahananku ambruk?

Salahkah aku menunjukmu sebagai tersangka untuk semua luka dan nyeri yang kupunya?

Salahkah aku?
Katakan!

Jangan hanya membuatku cinta, lalu dibiarkan jatuh begitu saja.
...

Kadang, aku takut ada sesuatu yang terulang, lalu semua rasa yang kugenggam hilang.

Pernah tidak kamu berpikir jika aku tak peduli? Tak acuh dan bukan kamu yang kubutuh.

Aku sering berpikir demikian, sampai akhirnya kutepis dengan sedikit keberanian. Percaya jika Tuhan menyayangiku dan orang yang kupanggil sayang nanti adalah dia yang begitu sayang.

Dan, jika dia bukan kamu ...
Aku tak tahu.

Oh ya, apa kamu tidak rindu?
Tadi, cemburu menemuiku. Aku senang, setidaknya aku tahu masih kamu yang kutunggu mengajak pulang.

I love you

Bivisa

0 Response to "Jangan Hanya Membuatku Cinta"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel